Tekan Angka Stunting, Bupati: Harus Melibatkan Seluruh Lintas Sektor 

JATIMTIMES – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan terus berupaya menekan angka stunting di wilayahnya. Upaya itu dilakukan dengan melibatkan seluruh lintas sektor yang ada. Sebab, Kabupaten Bangkalan menjadi salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur sebagai lokus stunting. 

Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Amin Imron (Ra Latif) mengatakan, dalam upaya menekan angka stanting kabupatennya itu, selain melibatkan pendamping keluarga sendiri, juga melibatkan tenaga medis dan kader-kader Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK). Hal itu dinilai mampu memaksimalkan penekanan angka stunting untuk bisa ditangani lebih maksimal.

“Utamanya dalam segi penanganan kesehatannya untuk anak stunting,” ujar Bupati usai menghadiri acar Penanganan Stunting dan Pengobatan Massal, di Desa Lantek Timur, Kecamatan Galis, Rabu (9/2/2022). 

Selain itu, yang terpenting kata Bupati, Bidan maupun Kader TP-PKK di kecamatan harus lebih proaktif dalam memberikan penyuluhan tentang penekanan angka stanting di daerahnya masing-masing. 

“Peran penting juga dari Puskesmas setempat, agar juga memberikan bantuan makanan tambahan untuk anak-anak stanting,” ungkapnya. 

Sekedar diketahui, angka balita dan anak pengidap stunting di Kabupaten Bangkalan masih sangat tinggi. Hal itu berdasarkan data balitbang Kementrian Kesehatan tahun 2021 yang menyebutkan prevalensi stunting pada anak dan balita di Kota Dzikir dan shilawat mencapai 38,9 persen dan menjadi angka tertinggi di Provinsi Jawa Timur. 

Akan tetapi, angka itu menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, data penderita stanting tahun ini mengalami penurunan, dibandingkan tahun 2021, di mana ada sekitar 2.287 anak yang mengalami stunting. Sementara tahun lalu sekitar 3.710 anak. Jika mngacu pada data tersebut, maka angka stunting di Kabupaten Bangkalan mengalami penurunan hampir seribu. 

Berdasarkan hasil perincian, penyumbang angka stunting terbanyak dari 18 Kecamatan di Bangkalan adalah Kecamatan Kokop, dengan jumlah penderita 343 anak atau sekitar 10,5 persen dari total 3.723 anak yang ditimbang. Terendah 1,7 persen di Kecamatan Kamal atau sekitar 41 anak dari 2.445 anak yang ditimbang.



Imam Faikli