Beranda

Tobacco Agropreneur Day Dorong Petani Tembakau Jadi Pengusaha Muda Berdaya Saing

Tobacco Agropreneur Day Dorong Petani Tembakau Jadi Pengusaha Muda Berdaya Saing
Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Pertanian secara ambisius menggelar Tobacco Agropreneur Day pada Sabtu, 25 Oktober 2025, di Alun-Alun Jombang (jtn/io)

Jombang gelar Tobacco Agropreneur Day dorong petani tembakau jadi agropreneur. Hadirkan pakar BRIN hingga petani milenial, fokus inovasi produk, pemasaran digital, dan akses pembiayaan.

INDONESIAONLINE – Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Pertanian secara ambisius menggelar Tobacco Agropreneur Day pada Sabtu, 25 Oktober 2025, di Alun-Alun Jombang. Acara yang dihadiri ratusan petani tembakau ini bukan sekadar perayaan Hari Jadi ke-115 Pemkab Jombang, melainkan sebuah terobosan strategis untuk mentransformasi petani tembakau menjadi agropreneur modern yang mandiri dan adaptif.

Di tengah tantangan fluktuasi harga komoditas dan perubahan iklim, inisiatif ini menjadi krusial. Indonesia, sebagai salah satu produsen tembakau terbesar dunia, dengan Jawa Timur sebagai kontributor utama, membutuhkan inovasi di sektor hulu hingga hilir.

Data Kementerian Pertanian menunjukkan, luas areal tembakau di Indonesia pada tahun 2023 mencapai sekitar 190.000 hektare dengan produksi sekitar 180.000 ton. Angka ini menegaskan potensi besar yang bisa dioptimalkan melalui pendekatan agropreneurship.

Membuka Cakrawala Baru dengan Pakar Nasional

Tobacco Agropreneur Day menghadirkan deretan narasumber kaliber nasional yang siap membuka wawasan baru bagi para petani. Mereka adalah Prof. Djajadi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur Anung Suprayitno yang memberikan insight tentang adaptasi iklim, Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jombang Ibrahim Hadi Wibowo yang menjelaskan jaring pengaman sosial, serta sosok inspiratif Petani Milenial peraih Juara I Agropreneur Muda Tembakau Jawa Timur, Faisol.

Para pakar ini secara komprehensif mengupas tuntas berbagai aspek agropreneurship, mulai dari manajemen usaha tani yang efisien, inovasi produk bernilai tambah, strategi pemasaran digital di era 4.0, hingga akses permodalan dan pembiayaan yang seringkali menjadi kendala bagi petani.

“Kami ingin menumbuhkan generasi muda pertanian yang kreatif, mandiri, dan adaptif terhadap perubahan zaman,” tegas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Much Rony, dalam sambutannya.

“Melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) ini, peserta mendapatkan materi lengkap, mulai dari manajemen usaha tani, inovasi produk, pemasaran digital, hingga akses pembiayaan,” tambahnya.

Dari Daun Tembakau Mentah Menjadi Produk Bernilai Tinggi

Dinas Pertanian Jombang, menurut Rony, kini berfokus pada peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program pelatihan budidaya, pascapanen, demplot pembenihan, dan pengembangan kemitraan. Kehadiran petani milenial seperti Faisol diharapkan dapat memicu semangat peserta untuk tidak hanya berinovasi dalam budidaya, tetapi juga jeli melihat peluang mengubah daun tembakau menjadi produk bernilai tambah tinggi.

Contohnya, inovasi dari tembakau tidak hanya terbatas pada industri rokok, tetapi juga produk turunan seperti pupuk organik, pestisida nabati, hingga ekstrak untuk farmasi, yang kini mulai banyak dikembangkan di beberapa negara maju.

Potensi Jombang sendiri sangat menjanjikan. Dengan luas tanam tembakau mencapai 5.853,8 hektare dan produktivitas daun basah 15-17 ton/hektare, menjadi agropreneur bukanlah impian belaka. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa rata-rata nilai tukar petani (NTP) subsektor tanaman perkebunan rakyat di Jawa Timur pada bulan September 2023 mencapai 105,73, mengindikasikan kesejahteraan petani yang perlu terus ditingkatkan melalui diversifikasi usaha dan peningkatan nilai tambah.

“Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan semangat kolaborasi antar pemangku kepentingan, kegiatan Tobacco Agropreneur Day diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan ekonomi petani tembakau di Kabupaten Jombang,” pungkas Rony, optimis.

Inisiatif ini menandai babak baru bagi pertanian tembakau Jombang, mengarahkan petani menuju era kemandirian ekonomi yang berbasis inovasi dan kewirausahaan (ar/dnv).

Exit mobile version