Beranda

Ukraina Siap Serang Rusia dengan Rudal Pasokan Amerika

Ukraina Siap Serang Rusia dengan Rudal Pasokan Amerika
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy (sebelah kiri) bersama Presiden AS Joe Biden. (reuters)

INDONESIAONLINE – Presiden Amerika Serikat Joe Biden secara resmi mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok oleh AS untuk menyerang wilayah Rusia. Langkah ini diambil di tengah laporan keterlibatan ribuan tentara Korea Utara dalam membantu Rusia memperkuat serangan mereka terhadap Ukraina.

Menurut seorang pejabat senior AS, Rusia telah mengerahkan hampir 50.000 tentaranya ke wilayah Kursk, di mana Ukraina sempat melancarkan serangan balasan besar-besaran pada musim panas lalu. Kini, ribuan tentara Korea Utara juga telah bergabung, yang disebut sebagai “langkah strategis untuk mendukung Rusia.”

“Kami melihat ini sebagai perkembangan yang serius,” kata pejabat tersebut. “Keterlibatan Korea Utara berpotensi memperpanjang konflik ini dan meningkatkan ketegangan regional.”

Dilansir dari berbagai sumber, keputusan Biden untuk mengizinkan penggunaan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) di wilayah Rusia telah melalui pertimbangan selama berbulan-bulan. Biden sebelumnya enggan menyetujui penggunaan rudal ini di luar wilayah Ukraina, tetapi desakan terus-menerus dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membuat Gedung Putih mengubah sikap.

Ketika bertemu di Gedung Putih pada September lalu, Zelensky membawa daftar target penting di Rusia yang ingin dihancurkan dengan rudal jarak jauh tersebut. “Kami membutuhkan alat ini untuk mempertahankan momentum di medan perang,” kata Zelensky kepada Biden, menurut seorang pejabat yang mengetahui pertemuan itu.

Sebelumnya, AS menolak memberikan ATACMS karena kekhawatiran akan eskalasi perang serta proses produksi rudal yang membutuhkan waktu lama. Namun, Biden secara rahasia menyetujui pengiriman rudal tersebut pada Februari lalu, yang kemudian mulai diterima Ukraina beberapa bulan kemudian.

Seorang pejabat Pentagon menjelaskan, “Rudal ini memungkinkan Ukraina untuk menghantam target strategis seperti pangkalan militer dan fasilitas logistik Rusia. Namun, penggunaannya harus tetap dalam kerangka yang telah disepakati.”

Meski begitu, Rusia dilaporkan telah memindahkan aset-aset militernya yang paling penting ke luar jangkauan ATACMS, yang memiliki jangkauan maksimum 180 mil. Namun, seorang pejabat Ukraina menegaskan, “Masih ada banyak target dalam jangkauan kami yang dapat melemahkan kapasitas militer Rusia.”

Sementara itu, keterlibatan Korea Utara di wilayah Kursk menambah kompleksitas konflik ini. Departemen Luar Negeri AS pada Selasa lalu melaporkan bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke Kursk untuk mendukung operasi Rusia.

“Pasukan Korea Utara adalah sumber daya tambahan yang memungkinkan Rusia mengalihkan tentaranya ke operasi ofensif di wilayah lain,” kata seorang komandan Ukraina kepada CNN. Ia juga menambahkan, “Keberadaan mereka menciptakan tantangan baru, tetapi kami siap untuk menghadapinya.”

Di tengah konflik ini, mantan Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa perang ini tidak akan terjadi jika dia yang memimpin. “Saya bisa menyelesaikan perang ini dalam satu hari,” kata Trump dalam sebuah wawancara, meskipun ia tidak menjelaskan detail langkah yang akan diambil.

Ukraina tetap optimis bahwa dukungan dari sekutu, termasuk AS, akan memungkinkan mereka memenangkan perang ini. “Perang ini akan berakhir lebih cepat jika kami mendapat dukungan penuh,” ujar Zelensky. (zr/hel)

Exit mobile version