INDONESIAONLINE – Permasalahan stunting ternyata menjadi salah satu fokus yang tengah ditangani oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang saat ini. Target terdekat, angka stunting di Kota Malang bisa mencapai 4 persen.
Sementara saat ini berdasarkan bulan timbang yang terakhir, menurut Wali Kota Malang Sutiaji angka stunting sudah sekitar 9 persen. Setidaknya bisa di bawah target nasional yakni sebesar 14 persen di tahun 2024.
“Masalah stunting kami langsung fokus. Harapannya bisa terus turun. Targetnya bisa jadi 4 persen, kan sesuai dengan target nasional di angka 14 persen pada tahun 2024,” jelas Sutiaji belum lama ini.
Kendati sudah di angka 9 persen, pihaknya tetap berupaya melakukan berbagai percepatan. Apalagi jika disandingkan dengan data dari Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), stunting di Kota Malang masih 18 persen.
“Tapi kalau SSGI kan susah dideteksi, karena hanya pakai sampling secara random. Itu nanti akan dikuatkan,” imbuh Sutiaji.
Dirinya pun tidak dapat memastikan, apa yang menjadi penyebab seorang anak mengalami stunting. Sebab menurutnya, ada beberapa indikator yang harus dipantau terkait tumbuh kembang sang anak.
“Misalnya, dideteksi seorang anak berpotensi stunting berdasarkan bulan timbang, lalu di bulan timbang selanjutnya ternyata sudah terbebas (dari potensi stunting). Berarti tumbuh kembangnya bagus,” jelas Sutiaji.
Agenda terdekat, pihaknya meminta kepada seluruh puskesmas yang ada untuk memutakhirkan data stunting terbaru di wilayahnya masing-masing. Untuk selanjutnya agar dikomunikasikan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).
“Nanti mungkin akan ada semacam video tutorial. Bagaimana langkahnya, dan selanjutnya seperti apa,” ujarnya.
Setelah itu, juga diharapkan bisa ditindaklanjuti oleh masing-masing organisasi perangkat daerahnya sesuai tugas dan fungsinya. Sebab, dalam penanganan stunting juga dilakukan oleh lintas sektor.
“Kan ada perannya masing-masing. Dinkes apa, Dinsos, lalu dari Dispangtan, semua ada perannya masing-masing,” pungkas Sutiaji.