Warga Demo Lagi Kilang Minyak Tuban, Kades Jenu Ancam Lapor Komunikasi Buruk Pertamina ke Ahok

JATIMTIMES Demo warga lokal yang terjadi Senin (24/1/2022) di Kilang Minyak Grass Root Refinery (GRR) Tuban menyoal lowongan pekerjaan. Kepala Desa Wadung Sasmito mengakui adanya komunikasi yang buruk Pertamina sehinga terjadinya demo warga. Sasmito pun mengatakan, dirinya selaku referensi warga lokal akan melaporkan persoalan tersebut ke Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok

Diketahui sebelumnya, pegawai Pertamina bernama Solikin yang bertugas di kilang minyak sempat tak mau menemui massa usai mediasi dengan perwakilan pemuda enam desa dan warga terdampak relokasi.

“Kalau cara komunikasi pegawai Pertamina di kilang minyak buruk, saya akan laporkan ke Pak Ahok. Saya akan katakan kalau pegawai di Tuban tak becus untuk komunikasi dengan warga sekitar kilang,” ujar Sasmito di tengah massa aksi.

Sasmito meminta pegawai Pertamina di kilang minyak untuk memperbaiki koordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat. Khususnya dalam rekrutmen security untuk diprioritaskan warga lokal di enam desa.

Senada dengan Sasmito, pernyataan komunikasi buruk dari PT Pertamina juga dilontarkan Kades Beji, Rawasan, Sumurgeneng, Mentoso, dan Keliuntu Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Pasalnya, beberapa kali kades mendatangi, pihak perusahaan masih tak mau keluar dan memilih acuh terhadap tuntutan ratusan massa.

“Program kilang minyak jangan dirusak oleh komunikasi yang buruk. Selama ini kades menjadi bemper kilang karena terkesan diadu domba ketika ada lowongan pekerjaan,” imbuhnya.

Saat ada kebutuhan tenaga kerja yang bisa dikerjakan warga lokal, para kades menginginkan adanya komunikasi dulu dengan pemdes. Baru ke tahap sosialisasi dan seterusnya.

“Bila ada miskomunikasi soal tata cara tes, maka kades menjadi sasaran dan dicurigai warga seperti tes security ada yang tanda tangan dan ada yang tidak. Bagi peserta yang tidak tanda tangan langsung mencurigai kalau pesanan kades,” sambung Kades Beji, Arifin.

Kades Arifin mengakui selama ini tertekan banyaknya tuntutan dan terus berusaha mendamaikan warga. Misalnya di PBAS yang mempekerjakan kurang lebih 300 orang tapi diduga tidak dijamin BPJS Ketenagakerjaan.

Dia berpikir positif harapannya ada perbaikan ke depannya. Akan tetapi, hingga pekerjaan hampir selesai tidak ada iktikad baik untuk komunikasi dengan desa. Sehingga terjadi aksi demo untuk menuntut janji Pertamina. “Perwakilan Kilang GRR hari ini punya dua pilihan, menyampaikan ke pimpinan di Jakarta atau memutuskan di hadapan 120 pemuda dari enam desa,” jelasnya. 

Di tempat sama, perwakilan pegawai Kilang GRR Tuban Solikin mengaku telah mencatat semua aspirasi pemuda enam desa. Sebagai pejabat baru di Tuban, dia harus komunikasi dulu dengan manajemen Jakarta. “Saat ini masih dikoordinasikan dengan pimpinan sehingga belum bisa memberi keputusan,” sambungnya.

Dihubungi terpisah, perihal komunikasi yang buruk yang di bangun Presiden Direktur PT PRPP Kadek Ambarawa Jaya siap untuk merubah kebijakannya. “Siap mas.. Berubah kebijakannya,” tulisnya singkat kepada Jatim TIMES, Senin (24/1/2022) malam. 

Sebagaimana diketahui, aksi warga sekitar kilang minyak Tuban tercatat dua kali. Hari ini massa menagih janji Pertamina yang akan memprioritaskan tenaga kerja lokal untuk bekerja di kilang.



Ahmad Istihar