INDONESIAONLINE – Kota Malang sangat kental dengan nuansa heritage dan dikenal sebagai kota pendidikan. Hal itu terbukti dengan banyaknya bangunan lawas yang masih terawat keasliannya. Salah satunya di kawasan Kayutangan Heritage yang berada di Jalan Jenderal Basuki Rahmat. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, untuk penataan kawasan Kayutangan Heritage khususnya di zona tiga ditarget selesai akhir November 2022. 

Perempuan yang akrab disapa Dayu ini menuturkan, penataan kawasan Kayutangan Heritage merupakan upaya dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk melakukan penguatan-penguatan di sektor pariwisata. 

“Karena sejarah Malang ini dibentuk parsial-parsial. Ada bouwplan (perencanaan pembangunan kawasan oleh pemerintah kolonial) bertahap. Bowplan satu dibangun, bouwplan dua, nah itu akan dijadikan rute untuk city tour-nya di Kota Malang,” ungkap Dayu kepada JatimTIMES.com. 

Dayu menjelaskan, bahwa untuk pembangunan dan penataan di sektor pariwisata Kota Malang tidak hanya tugas dari Disporapar Kota Malang, melainkan kolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya. 

“Apa yang sudah dibangun dan dicanangkan oleh Dinas PU untuk membantu infrastruktur yang terkait dengan pariwisata, programnya diterjemahkan oleh dinas pariwisata, termasuk wisata bouwplan itu tadi,” jelas Dayu. 

Setidaknya ke depan bakal terdapat program paket city tour wisata bouwplan untuk mengenali kawasan bouwplan tahap I hingga tahap VIII. Dayu pun mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Malang, sejarahwan hingga para tenaga volunteer. 

“Untuk lebih membumikan wisata bouwplan, kita harus kerja sama dengan HPI. Karena yang sebagai guide leader kan mereka, jadi mereka yang ngomong,” tutur Dayu. 

Disinggung mengenai pemasangan peta bouwplan di masing-masing titik bouwplan, Dayu menyampaikan hal itu akan dilakukan melalui tayangan pada videotron milik Pemkot Malang. 

“Mungkin tidak harus (peta bouwplan) ditancapkan di sana kalau memang belum ada penganggarannya. Tetapi di dalam videotron yang dimiliki pemerintah kota kan bisa itu,” tandas Dayu. 

Sebagai informasi, awal rencana pembangunan Kota Malang, pemerintah kolonial Belanda membuat bouwplan I sampai VIII. Masing-masing bouwplan tersebut dirancang untuk pembangunan Kota Malang selama 25 tahun. 

Baca Juga  Didominasi Warga Jatim, Okupansi Vila Songgoriti Tembus 80 Persen

Untuk diketahui, bouwplan I dilaksanakan mulai tanggal 18 Mei 1917 dengan luas area 12.939 meter persegi dan disebut kawasan Oranjebuurt (daerah oranye) yakni perumahan baru untuk golongan Eropa, serta nama-nama jalan menggunakan nama keluarga Kerajaan Belanda. 

Seperi Wilhelmina Straat (Jl. Dr Cipto), Juliana Straat (Jl. RA Kartini), Emma Straat (Jl. dr. Sutomo), Willem Straat (Jl. Diponegoro), Maurits Straat (Jl MH Thamrin), dan Sophia Straat (Jl. Cokroaminoto). 

Kemudian, untuk bouwplan II dilaksanakan tanggal 20 April 1920 di areal 15.547 meter persegi dan disebut sebagai kawasan Gouverneur-Generaalbuurt. Kawasan tersebut menjadi pusat aktivitas pemerintahan dengan dibangun Gedung Balaikota Malang, Hotel Splendid, sekolah HBS/AMS saat ini kawasan SMA Negeri di dekat Alun-alun Tugu, serta rumah dinas petinggi militer. 

Selain itu, nama-nama jalan di bouwplan II menggunakan nama-nama gubernur jenderal Hindia Belanda. Di antaranya Daendels Boulevard (Jl Kertanegara), Van Imhoff straat (Jl Gajahmada), Speelman straat (Jl Mojopahit), Maetsuucker straat (Jl Tumapel), Riebeeck straat (Jl Kahuripan), Van Oudthoorn straat (Jl Brawijaya), Idenburg straat (Jl Suropati), Van den Bosch straat (Jl Sultan Agung), Van Heutz straat (Jl Pajajaran), serta Van Der Capellen straat (Jl Sriwijaya). 

Selanjutnya, bouwplan III dilaksanakan setelah tahun 1920-an. Pembangunan pada bouwplan III diarahkan ke kawasan Sukun, untuk pembangunan Kompleks Kuburan Sukun. 

Pemakaman ini diperuntukkan bagi orang-orang Eropa dan sebagai tempat penampungan pindahan kuburan orang Eropa dari Makam Klojenlor. Hingga saat ini bangunan dinding dan pagar depan Kompleks Kuburan Sukun masih tampak asli dan kokoh. Saat ini, Kompleks Kuburan Sukun tersebut berada di belakang SPBU Sukun. 

Lalu untuk bouwplan IV, pemerintah berencana membangun perumahan kelas menengah ke bawah yang dilakukan di antara Sungai Brantas dan jalan ke Surabaya. Daerah tersebut terletak di kawasan Celaket dan Lowokwaru dengan lahan 41.401 meter persegi. Di bouwplan IV teesebut, pemerintah membangun sekolah, lapangan olahraga dan Kuburan Samaan dengan luas 6,2 hektare. 

Baca Juga  Tatanan Terbaru Kayutangan Heritage Diserbu Pengunjung, Nikmati Alunan Musik dengan Secangkir Kopi

Selanjutnya bouwplan V dilaksanakan pada tahun 1924 sebagai pemenuhan kebutuhan perumahan bagi warga Eropa dengan luas area 16.768 meter persegi. Pembangunan jalan pada bouwplan V membentang mulai dari Stasiun Kotabaru ke Jalan Kertanegara (Daendles Boulevard), ke arah Barat menuju Jalan Kayutangan hingga Jalan Semeru dan berakhir di Smeroe Park (Taman Semeru) yang terletak di perpotongan Jalan Semeru dengan Jalan Ijen. 

Bouwplan V ini menghasilkan beberapa bangunan ikonik, seperti bangunan kembar di perempatan Rajabaly, Stadion Gajayana, lapangan hoki, dua lapangan sepakbola kecil, sembilan lapangan tenis dengan club house, serta kolam renang sweembath. Selain itu, Jalan Ijen atau Idjen Boulevard menjadi jalan utama dalam bouwplan V. 

Kemudian berlanjut ke bouwplan VI dengan menghabiskan lahan sekitar 220.901 meter persegi. Hasil perluasan bouwplan VI dikenal dengan sebutan Eilandenbuurt atau daerah pulau-pulau. 

Di antaranya Lombok Weg (Jl Lombok), Java Weg (Jl Jawa), Soemba Weg (Jl Sumba), Flores Weg (Jl Flores), Madoera Weg (Jl Madura), Bali Weg (Jl Bali), Kangean Weg (Jl Kangean), Bawean Weg (Jl Bawean), Sapoedi Weg (Jl Sapudi), Seram Weg (Jl Seram) dan lain-lain. 

Selanjutnya bouwplan VII merupakan proyek lanjutan bouwplan V dengan lahan yang disiapkan seluas 252.948 meter persegi. Dalam bouwplan VII ini, salah satunya dibangun arena pacuan kuda pada tahun 1938 dengan pintu depan arena pacuan kuda berada di depan Jalan Simpang Balapan atau saat ini menjadi bangunan Politeknik Kesehatan Malang (Polkesma). 

Terakhir bouwplan VIII. Pemerintah pada saat itu menyediakan lahan seluas 179.820 meter persegi dengan perluasan zona industri yang mengarah ke selatan dan utara Kota Malang. 

Setidaknya terdapat emplasemen kereta api dan trem uap. Perusahaan besar seperti BPM dan Faroka menempati zona industri di selatan Kota Malang. Selain itu juga terdapat abatoar atau rumah pemotongan. Kemudian zona industri diperluas ke arah utara di kawasan Blimbing. Rencana awal zona industri berada di lahan 440 hektare dan diperluas lagi hingga 1000 hektare.