Beranda

10 September Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, WHO Sebut 1 Miliar Orang Idap Masalah Mental

10 September Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, WHO Sebut 1 Miliar Orang Idap Masalah Mental
Ilustrasi terkena gangguan mental. (foto: istock)

INDONESIAONLINE – Setiap 10 September, dunia memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri. Momen ini mengingatkan bahwa gangguan kesehatan mental tidak boleh dianggap remeh karena dapat berdampak serius, baik pada kondisi psikologis maupun fisik penderitanya.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 1 miliar orang hidup dengan masalah kesehatan mental. Gangguan kecemasan dan depresi menjadi yang paling banyak dialami masyarakat global. Dua laporan terbaru -World Mental Health Today dan Mental Health Atlas 2024- menunjukkan adanya kemajuan, namun juga memperlihatkan masih adanya kesenjangan besar dalam layanan kesehatan mental.

“Transformasi sistem layanan kesehatan mental adalah salah satu tantangan terbesar kesehatan masyarakat saat ini,” ujar Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO.

Anak Muda Jadi Kelompok Paling Rentan

Laporan tersebut menyoroti perbedaan dampak berdasarkan gender. Yakni perempuan cenderung lebih banyak mengalami gangguan mental. Bunuh diri pun menjadi konsekuensi paling fatal, dengan 727 ribu jiwa meninggal pada 2021.

Fenomena ini terutama mengancam generasi muda. Bunuh diri tercatat sebagai penyebab kematian ketiga tertinggi pada kelompok usia 15–29 tahun secara global.

Meski kerap diasosiasikan dengan negara berpenghasilan tinggi, data WHO menunjukkan sebaliknya: 73% kasus bunuh diri terjadi di negara berpendapatan rendah dan menengah. Hal ini menegaskan bahwa masalah kesehatan mental dan risiko bunuh diri merupakan isu lintas batas yang perlu ditangani bersama.

Stigma Kesehatan Mental Masih Jadi Hambatan

Stigma terkait gangguan mental dan bunuh diri masih menjadi penghalang besar. Banyak orang yang memiliki pikiran bunuh diri atau pernah mencoba bunuh diri enggan mencari bantuan, sehingga mereka tidak mendapatkan pertolongan yang diperlukan.

WHO menilai upaya pencegahan bunuh diri belum tertangani secara optimal. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran bahwa bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat serius serta masih kuatnya tabu untuk membicarakannya secara terbuka.

Hingga kini, hanya 38 negara yang memiliki strategi nasional khusus pencegahan bunuh diri. Sementara sebagian besar negara belum menjadikannya prioritas kesehatan.

Meningkatkan pemahaman masyarakat dan mematahkan stigma menjadi langkah penting agar negara-negara dapat mempercepat kemajuan dalam upaya mencegah bunuh diri. (rds/hel)

Exit mobile version