Aktivitas Semeru Masih Fluktuatif, Warga Diimbau Tetap Waspada

JATIMTIMES – Meskipun sudah sepekan lebih pasca terjadinya erupsi di Gunung Semeru, masyarakat di Kabupaten Lumajang dan sekitarnya tetap diimbau untuk waspada. Pasalnya hingga saat ini, gunung yang dikenal sebagai tiangnya Pulau Jawa ini masih menunjukkan aktivitas yang fluktuatif. 

Ditambah lagi, kondisi cuaca yang ada saat ini juga masih kurang dapat diprediksi. Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur (Jatim), Dedi mengatakan, salah satu hal yang masih perlu diwaspadai adalah saat kondisi hujan. 

“Kadang-kadang ada peningkatan aktivitas, kadang-kadang tenang seperti ini. Tapi juga tergantung cuaca. Kalau cuacanya yang hujan di atas gunung, itu yang membahayakan,” ujar Dedi, Minggu (12/12/2021).

Dedi bersama sejumlah rekannya bertugas di tanggul sungai yang menjadi aliran lahar dingin, di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo. Dari pantauannya sejak tahun 2020 lalu, ada perbedaan yang cukup signifikan pada sungai yang menjadi aliran lahar dingin, yang semakin melebar setelah erupsi terjadi pada Sabtu (4/12/2021) lalu. 

Untuk itu, dirinya bertugas memantau kondisi terkini yang terjadi pada aliran tersebut. Sebab, selain posisinya yang memang berhimpitan dengan pemukiman masyarakat, aliran tersebut juga mengarah ke Curah Kobokan, salah satu wilayah yang terdampak lahar dingin cukup parah. 

“Jadi di sini (tanggul penahan) ini titik pengamatan kami. Pergerakan apapun akan kami laporkan dan pantau. Untuk bisa kami teruskan kepada warga atau rekan kami yang sedang melakukan evakuasi. Jadi kita bisa mengingatkan rekan yang evakuasi di Curah Kobokan, atau aktivitas di Umbulan,” terang Dedi. 

Untuk itu, hingga waktu yang masih belum dapat ditentukan, ia mengimbau agar bisa tetap waspada. Mengingat aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa ini masih berubah-ubah.

“Kalau gunungnya kami tidak dapat memastikan. Kami hanya bisa mengingatkan warga agar waspada. Ya paling tidak, jangan meninggalkan pengungsian dulu sampai benar-benar dipastikan aman,” pungkas Dedi. 

Sementara itu, informasi yang dihimpun dari warga sekitar, Dusun Sumbersari memang menjadi salah satu titik aktivitas penambangan. Terlebih setelah Gunung Semeru mengalami erupsi pada Desember 2020 lalu, aktivitas penambangan di lokasi tersebut berangsur meningkat. 

“Kalau dulu enggak. Ada penambang itu sejak meletus (erupsi) pada Desember tahun 2020 lalu,” ujar warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Haryatun.



Riski Wijaya