Beranda

Angkutan Batu Bara Dilarang Beroperasi di Jalur Lintas Tembesi-Sarolangun Jambi 

Angkutan Batu Bara Dilarang Beroperasi di Jalur Lintas Tembesi-Sarolangun Jambi 

INDONESIAONLINE – Imbas kemacetan hingga 22 jam, angkutan batu bara kini dilarang beroperasi di jalur lintas Tembesi-Sarolangun, Jambi. 

Kasat Lantas Polres Batanghari AKP Sudiharson di Muara Bulian mengatakan angkutan batu bara dilarang beroperasi mulai tanggal 1 Maret 2023 sampai dengan waktu yang ditentukan.

Sedangkan angkutan batu bara kini sementara ditahan dulu di mulut tambang serta dilarang keluar ke jalan umum.

Karena angkutan batu bara dilarang beroperasi, kini kemacetan di Jalan Provinsi itu sudah mulai terurai dan berjalan seperti biasa.

Pihak kepolisian menyebutkan bahwa kondisi terkini jalan lintas Tembesi-Sarolangun sudah berjalan lancar tidak ada hambatan.

“Ya, pagi ini ruas jalan itu sudah lancar berjalan perlahan dua arah mulai dari jam 10.30 WIB kemarin (Rabu, 1/3/2023). Akan tetapi terus diurai sampai jam pelepasan batubara dan jam 10 malam (Rabu) pengalihan arus juga kita buka,” kata Sudiharson.

Sebagai bentuk antisipasi kemacetan, Polres Batanghari juga menyiagakan beberapa anggota personel dengan kendaraan roda dua.

Sudiharson juga menyebut bahwa para personilnya ditempatkan di beberapa titik seperti Pos BBC Muara Bulian hingga Desa Koto Boyo Kecamatan Batin XXIV. 

Diharapkan dengan adanya anggota polisi lalu lintas di lapangan, sehingga bisa secara cepat mengurai kemacetan. 

“Wilayah yang sering terjadi kemacetan parah mulai dari Tanjung Marwo, Desa Karmeo dan Jebak karena penyebabnya banyak jalan yang berlubang,” pungkasnya.

Sebelumnya, kemacetan terjadi di jalan sepanjang 15 kilometer yang dipadati ratusan mobil, truk muatan hingga ambulans sejak Selasa (28/2/2023) pukul 10.00 WIB. Namun hingga keesokan harinya Rabu (1/3/2023) kemacetan belum juga terurai. 

Akibat kemacetan itu, pasien ambulans meninggal dunia dan ikan yang diangkut juga banyak yang mati. 

Salah satu sopir mengeluhkan jika dirinya turun tangan sendiri mengurai kemacetan tersebut. Namun tak kunjung bisa terurai hingga begadang semalaman. Parahnya lagi, tidak ada satu pun polisi lalu lintas atau petugas dishub yang datang hingga Selasa (28/2/2023) malam. 

Sopir lainnya, Aden mengungkapkan jika kemacetan terjadi karena sudah tidak lagi bergerak. Dia pun mengaku mengalami banyak kerugian.

“Ada juga yang bawa ikan, mati di jalan. Kami lihat,” ujar Aden.

Sopir lainnya, Setiawan mengaku sudah berkali-kali terjebak macet di kawasan itu. Lantaran ada belasan ribu batubara yang bergerak serentak pada malam hari, untuk mengangkut batubara dari tambang menuju pelabuhan Talang Duku, Kabupaten Muarojambi.

“Dari sore kemarin, kami ini sudah terjebak kemacetan. Kalau sudah begini ya bisanya cuma pasrah dan sabar,” kata Setiawan.

Titik kemacetan itu menurut Setiawan terjadi di perbatasan Kabupaten Sarolangun menuju Batanghari, lalu dari Karmeo menuju Simpang Tembesi dengan titik terparah Simpang Tembesi dan Sridadi.

“Semua angkutan batu bara keluar di waktu yang sama, tentu ini yang menjadi sumber kemacetan,” pungkas Setiawan. 

Exit mobile version