Megawati Hangestri Pertiwi secara tegas membantah laporan media Korea Selatan soal kepulangannya ke V-League. Eks bintang Red Sparks ini menolak spekulasi agen dan fokus pada liga domestik pasca Sea Games 2025.
INDONESIAONLINE – Di dunia olahraga modern, narasi tentang masa depan seorang atlet bintang seringkali menjadi bola liar yang digulirkan oleh media dan agen. Hal ini baru saja dialami oleh Megawati Hangestri Pertiwi.
Pevoli asal Jember yang telah menjadi ikon global voli Indonesia ini, mendadak menjadi pusat pemberitaan di Korea Selatan. Namun, alih-alih mengamini, sosok berjuluk “Megatron” ini justru melemparkan bantahan keras yang menegaskan satu hal: kendali atas kariernya ada di tangannya sendiri, bukan pada rumor yang beredar di Negeri Ginseng.
Spekulasi ini bermula dari laporan salah satu kantor berita terbesar di Korea Selatan, Yonhap News, pada 17 Desember lalu. Laporan tersebut meniupkan angin segar bagi para penggemar voli Korea yang merindukan aksi Megawati.
Disebutkan bahwa opposite hitter andalan Timnas Indonesia ini berpeluang besar kembali meramaikan KOVO V-League pada musim 2026–2027, pasca tugas negaranya di SEA Games 2025 selesai.
Antara Reuni Emosional dan Realitas
Narasi yang dibangun media Korea cukup spesifik dan emosional. Yonhap mengaitkan kembalinya Megawati dengan potensi reuni bersama Yeom Hye-seon, setter legendaris Daejeon JungKwanJang Red Sparks. Yeom, yang kontraknya akan habis dan berstatus bebas transfer, digadang-gadang akan kembali menjadi pelayan umpan setia bagi Megawati di tim yang sama.
Skenario ini tentu masuk akal jika melihat rekam jejak historis keduanya. Selama dua musim (2023–2024 dan 2024–2025), kolaborasi Megawati dan Red Sparks adalah fenomena.
Pada musim debutnya, Megawati tidak hanya mencetak 736 poin dan menempati peringkat ke-7 top skor liga, tetapi juga mengakhiri penantian tujuh tahun Red Sparks untuk lolos ke babak playoff. Tren positif berlanjut di musim kedua dengan membawa tim menembus final.
Prestasi ini menciptakan legacy yang sulit dilupakan publik Korea. Data statistik KOVO mencatat Megawati sebagai salah satu pemain asing Asia (Asian Quarter) paling sukses dalam sejarah liga tersebut. Tak heran jika setiap gerak-gerik kariernya dipantau ketat oleh jurnalis Seoul.
Klarifikasi Tegas Sang Bintang
Namun, realitas di lapangan berbeda dengan tinta media. Menanggapi riuhnya pemberitaan yang mengutip klaim sepihak dari seorang agen yang tidak disebutkan namanya, Megawati mengambil langkah cepat. Melalui akun media sosial pribadinya, ia memotong spekulasi tersebut sebelum berkembang menjadi bola salju yang lebih besar.
“Jangan mudah percaya apapun di berita kecuali dari mulut aku sendiri,” tulis Megawati dalam unggahan Instagram Story-nya.
Kalimat singkat ini mengandung pesan yang kuat. Dalam industri olahraga di mana pemain seringkali menjadi komoditas transaksi, Megawati menunjukkan integritas untuk menjaga transparansi kariernya.
Pernyataan ini sekaligus mementahkan klaim Yonhap dan menegaskan bahwa belum ada kesepakatan hitam di atas putih mengenai kembalinya ia ke Korea Selatan untuk musim 2026-2027.
Fokus Domestik Pasca Petualangan Eropa
Media Korea lainnya, Sportskhan, turut menyoroti bantahan ini. Mereka mengakui bahwa antusiasme publik Korea mungkin telah mendahului fakta. Sportskhan kemudian merilis informasi yang lebih membumi mengenai peta karier Megawati selanjutnya.
Setelah memutuskan kontrak lebih awal dengan klub Turki, Manisa BBSK, demi fokus membela Merah Putih di SEA Games 2025—di mana Indonesia mempertahankan tradisi medali perunggu—Megawati justru dikaitkan dengan klub dalam negeri.
“Setelah SEA Games, Mega langsung bergabung dengan tim Jakarta Pertamina Enduro,” tulis Sportskhan, mengoreksi narasi rekannya sesama media Korea.
Langkah ini menunjukkan pola karier Megawati yang pragmatis dan strategis. Ia tercatat memperkuat Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia di Proliga 2025 dan Bank Jatim di Livoli Divisi Utama 2025. Bergabungnya ia ke Jakarta Pertamina Enduro mengindikasikan bahwa Megawati masih melihat kompetisi domestik sebagai kawah candradimuka yang kompetitif, sembari menimbang opsi internasional yang paling menguntungkan di masa depan.
Drama transfer ini mengajarkan bahwa popularitas Megawati telah melampaui batas negara. Ia bukan lagi sekadar atlet Indonesia, melainkan properti panas di pasar voli Asia. Namun, di balik riuh rendah rumor transfer, Megawati tetaplah nahkoda bagi kapalnya sendiri, yang tidak segan membungkam spekulasi demi menjaga fokus di lapangan pertandingan.
