INDONESIAONLINE – Di jantung Desa Pulolor yang tenang, sebuah konter handphone bernama Golden Cell 4 tiba-tiba menjadi panggung bagi drama yang tak kasat mata. Bukan senjata tajam atau kekerasan fisik, melainkan bisikan halus dan pandangan mata yang menghantarkan dua sosok warga negara asing (WNA) ke dalam misteri gendam.
Karyawan muda, Yusuf Efendi, menjadi korban dalam tarian aneh ini, kehilangan Rp 2,5 juta uang tunai yang lenyap bagai ditelan kabut.
Rekaman CCTV, sebuah saksi bisu digital, menjadi jendela ke dalam kejadian janggal itu. Dalam 1 menit 43 detik yang mencekam, dua sosok bule itu memasuki konter. Yang pertama, tegap dan tinggi, mengenakan kemeja krem yang kontras dengan topi birunya, melangkah mantap menuju meja kasir.
Tak lama berselang, bayangan kedua, berkaus hitam dan bertopi gelap, menyusul, melengkapi duet yang membawa aura kebingungan.
Bule bertopi biru itu mengeluarkan dompet, gestur yang tampak biasa. Dua lembar uang Rp 50.000 disodorkan, niatnya tampak sederhana: menukar recehan.
Namun, di balik transaksi kecil itu, ada sesuatu yang berdenyut tak terlihat. Tanpa ragu, sang bule melangkah masuk ke balik meja kasir, wilayah terlarang bagi pelanggan. Di sana, di dalam laci yang terbuka, tumpukan uang pecahan Rp 100.000 seperti memanggilnya.
Tangan itu bergerak cepat, menyapu lembaran-lembaran rupiah, sebelum kedua WNA itu melangkah keluar konter dengan ketenangan yang mencengangkan.
Yusuf, sang karyawan berusia 24 tahun, terperangkap dalam kabut tak kasat mata. Minggu sore, pukul 15.00 WIB, adalah waktu ketika realitas terdistorsi. Dua WNA berbahasa Inggris itu datang, dan setelahnya, kesadaran Yusuf seperti tertidur.
“Awalnya beli ces, tapi chargernya itu ndak ada. Terus mengeluarkan uang pecahan Rp 50 ribu dua lembar mau tukar,” kisahnya dengan nada bingung, saat ditemui di konter yang kini terasa sunyi, Selasa (25/2/2025).
“Saya kasih Rp 5.000-an gak mau, langsung masuk ke kasir ambil sendiri,”lanjutnya mengisahkan kisah tak masuk akal baginya itu.
Dalam linglungnya, Yusuf tak mampu menolak. Ia baru tersadar saat senja mulai merayap, ketika hendak menutup konter. Hitungan uang menunjukkan kejanggalan, Rp 2,5 juta raib tanpa jejak kekerasan.
“Saat dicek CCTV sama bosnya, itu yang ambil warga WNA itu. Kejadiannya cepat, gak sampai satu menit. Gak bisa nolak saya waktu itu,” lirihnya.
Kerugian Rp 2,5 juta menghantam Golden Cell 4. Ferdi, sang pemilik, tak tinggal diam. Laporan polisi telah dilayangkan ke Polres Jombang, harapan satu-satunya untuk mengungkap tabir misteri ini.
AKP Kasnasin, Kasi Humas Polres Jombang, membenarkan laporan yang terasa seperti kisah dari dunia lain ini. “Laporannya terkait penipuan di sebuah konter. Dari CCTV sudah dicek rekan-rekan reskrim dan laporan sudah kita tidaklanjuti dan masih dalam penyelidikan. Dari keterangan korban yang melapor bahwa pelaku ini seperti warga negara asing,” ungkapnya.
Kini, konter Golden Cell 4 kembali beroperasi, namun aura misteri masih menggantung di udara. Sentuhan gaib bule berkemeja krem itu meninggalkan jejak kebingungan dan pertanyaan: mungkinkah dunia nyata benar-benar disusupi oleh kekuatan hipnotis yang mampu menidurkan kewaspadaan dan mencuri di bawah alam sadar?
Jombang, yang biasanya tenang, kini menyimpan cerita tentang pencurian yang lebih menyerupai ilusi, mengingatkan kita pada batas tipis antara logika dan hal-hal yang tak terjelaskan (ar/dnv).