Beranda
Profil  

Brian Yuliarto: Ilmuwan ITB di Ambang Pintu Istana, Gantikan Menteri Dikti Saintek?

Brian Yuliarto: Ilmuwan ITB di Ambang Pintu Istana, Gantikan Menteri Dikti Saintek?
Brian Yuliarto dikabarkan menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro Mendiktisaintek (itb)

INDONESIAONLINE – Nama Brian Yuliarto, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) mendadak mencuat ke permukaan panggung politik nasional. Bukan karena riset terbarunya di bidang nanoteknologi, melainkan karena isu reshuffle kabinet yang bergulir kencang.

Ilmuwan peraih Habibie Prize ini disebut-sebut sebagai suksesor potensial Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Di tengah hiruk pikuk Istana Negara yang dikabarkan akan menggelar pelantikan pejabat baru sore ini (19/2/2025), nama Brian Yuliarto menjadi perbincangan hangat. Laman resmi ITB mencatat, sosok kelahiran 1976 ini adalah dosen tetap dengan status Guru Besar di Fakultas Teknologi Industri, mengampu Kelompok Keahlian Teknologi Nano dan Kuantum.

Lulusan S1 ITB tahun 1999 ini melanjutkan studi hingga meraih gelar doktor dari Universitas Tokyo, Jepang, pada tahun 2005. Kiprahnya sebagai peneliti Teknik Fisika di ITB dimulai sejak 2006.

Dari Kampus Ganesha ke Panggung Politik

Jejak rekam Brian Yuliarto di dunia akademik tak diragukan lagi. Penghargaan Habibie Prize 2024 di Bidang Ilmu Rekayasa menjadi bukti pengakuan atas kontribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bahkan, di tahun yang sama, namanya masuk dalam bursa calon Rektor ITB periode 2025-2030. Meski pada akhirnya harus mengakui keunggulan Tatacipta Dirgantara dalam pemilihan yang digelar Majelis Wali Amanat ITB, ambisi Brian untuk memajukan pendidikan tinggi, khususnya nanoteknologi, tak luntur semangatnya.

Brian meyakini, masa depan pendidikan tinggi nanoteknologi Indonesia akan semakin cerah melalui kolaborasi internasional dan inovasi berkelanjutan. Visi inilah yang mungkin menjadi salah satu alasan mengapa namanya kini santer dikaitkan dengan kursi Mendikti Saintek.

Namun, di balik potensi dan prestasinya, pertanyaan besar masih menggantung: apakah Brian Yuliarto, seorang ilmuwan murni yang terbiasa dengan laboratorium dan publikasi ilmiah, siap terjun ke pusaran birokrasi dan politik di Kementerian Dikti Saintek?

Apakah ia mampu menjawab tantangan kompleks di dunia pendidikan tinggi Indonesia, yang saat ini tengah menghadapi berbagai isu, mulai dari kualitas pendidikan, riset, hingga otonomi kampus?

Drama Reshuffle dan Tekanan Terhadap Menteri Satryo

Isu reshuffle ini sendiri bukan datang tanpa alasan. Gelombang demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI pada Senin (17/2/2025) menjadi salah satu pemicu. Tuntutan mereka jelas: Presiden Prabowo harus mencopot menteri-menteri yang dianggap gagal, dan Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro termasuk di dalamnya.

Tekanan terhadap Satryo semakin bertambah setelah aksi unjuk rasa dari ratusan ASN Kementerian Dikti Saintek pada Januari lalu. Demo tersebut dipicu oleh dugaan pemecatan sepihak terhadap seorang pegawai dan beredarnya rekaman suara kontroversial yang diduga milik menteri.

Dalam situasi yang serba tidak pasti ini, nama Brian Yuliarto muncul sebagai angin segar. Namun, hingga berita ini diturunkan, konfirmasi resmi dari pihak terkait masih nihil.

Pesan konfirmasi yang dilayangkan kepada Brian Yuliarto belum berbalas. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya pun enggan memberikan kepastian, hanya mengisyaratkan adanya pelantikan pejabat negara pada sore hari ini.

“Nanti sore akan ada pelantikan beberapa pejabat,” ujarnya singkat.

Exit mobile version