Beranda
Profil  

Kisah ASN Madura Jadi Raja Buku Bekas Online Malang

Kisah ASN Madura Jadi Raja Buku Bekas Online Malang
Galih Nur Cahyo, seorang kolektor garis keras yang sukses bertransformasi menjadi salah satu pedagang buku bekas online paling diperhitungkan di Malang (jtn/io)

INDONESIAONLINE – Di tengah hiruk pikuk kehidupan birokrasi, siapa sangka seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Madura punya ‘dunia rahasia’ yang bergelora di Kota Malang. Bukan sekadar hobi, melainkan sebuah kerajaan literasi usang yang kini merajai pasar daring.

Inilah kisah perjalanan Galih Nur Cahyo, seorang kolektor garis keras yang sukses bertransformasi menjadi salah satu pedagang buku bekas online paling diperhitungkan di Malang. Sebuah cerita adaptasi yang penuh liku, membuktikan bahwa passion dan kegigihan mampu mengubah krisis menjadi peluang emas.

Galih, pria asal Sumberporong, Malang, bukanlah pedagang buku biasa. Ia memulai perjalanannya dari kecintaan mendalam terhadap komik lawas, khususnya karya legendaris Ganesh.

“Dulu saya beli komik cuma sepuluh ribu, tapi sekarang harganya bisa sampai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah,” kenangnya, matanya berbinar seolah melihat lembaran masa lalu.

Dari Iseng Mengoleksi Jadi Penjelajah Sejarah Bernilai Fantastis

Bukan sekadar hobi, naluri kolektor buku langka Galih telah mengantarkannya pada penemuan-penemuan luar biasa. Bayangkan, sebuah set lengkap komik Wiro Sableng tahun 50-an yang super langka, pernah ia jual seharga lima juta rupiah!

“Itu satu set satu sampai sepuluh. Saya pernah dapat dua kali, belinya antara dua sampai lima juta dan laku lima juta,” ungkapnya bangga di sela-sela tumpukan buku di bedaknya, kawasan Velodrome Kota Malang, Jumat (30/5/2025). 

Namun, harta karun yang ia buru tak terbatas pada komik. Galih juga menjelajah dunia dokumen-dokumen langka dari era penjajahan Belanda hingga Jepang. Baginya, ini bukan sekadar kertas tua, melainkan lembaran sejarah hidup yang tak ternilai.

“Saya pernah nemu ijazah lawas dari UGM, itupun laku. Banyak orang yang minat koleksi dokumen lawas. Ada juga dokumen KTP zaman Jepang yang bentuknya lebar seperti majalah, harganya jauh lebih mahal dari KTP Belanda,” ceritanya, menunjukkan betapa luasnya minat para kolektor benda antik.

Ujian Pandemi: Saat Bisnis Fisik Tumbang, Dunia Digital Menjelma Peluang

Perjalanan bisnis buku Galih tidak selalu mulus. Sebelum pandemi, tokonya ramai pembeli yang datang langsung. Namun, ketika Covid-19 melanda, badai menerpa.

“Pandemi bikin saya harus tutup toko, omzet turun sampai nol, bahkan sampai mikir mau gimana,” ujarnya dengan nada berat, mengingat titik nadir perjuangannya.

Kecemasan mendalam memaksa Galih untuk membuat keputusan drastis: memindahkan seluruh usahanya ke dunia online.

Bagi seorang pedagang yang puluhan tahun terbiasa bertatap muka, migrasi bisnis ke online adalah tantangan besar. Ia harus belajar dari nol; menguasai teknik foto produk yang menarik, mengelola pesanan digital, hingga membangun kepercayaan pelanggan di ruang maya.

“Awalnya ragu, takut gak laku, tapi nyatanya justru sekarang omzet bisa sampai tiga sampai empat juta rupiah per minggu, bahkan bisa kirim 30 sampai 60 paket buku,” ujarnya, senyum lebar menghiasi wajahnya.

Gudang Raksasa dan Filosofi Berani Berubah

Kini, gudang buku bekas Malang milik Galih menjadi sebuah museum mini dengan koleksi lebih dari 100 ribu buku dan dokumen. Tersebar di dua lokasi, mulai dari komik klasik untuk para kolektor veteran hingga manga populer untuk generasi muda, bahkan pernah mencakup perangko dan uang kuno.

Galih tak segan berbagi resep suksesnya. Pandemi, baginya, bukan hanya ujian, tetapi juga pembuka mata. “Dulu orang datang langsung beli, sekarang harus lewat online. Kalau nunggu orang datang ke toko mungkin seminggu gak makan. Jadi harus berani berubah, dan itu berhasil,” pungkasnya penuh keyakinan.

Kisah Galih Nur Cahyo adalah inspirasi nyata bahwa di era digital ini, kecintaan pada literasi usang dapat berkembang menjadi bisnis online yang menjanjikan, asalkan ada keberanian untuk beradaptasi dan melihat peluang di setiap tantangan (as/dnv).

Exit mobile version