Beranda

Diduga Akun Direktur RSSA Malang Sebarkan Komentar Rasis di Ig Uya Kuya

Diduga Akun Direktur RSSA Malang Sebarkan Komentar Rasis di Ig Uya Kuya
Tangkapan Layar komentar diduga akun Direktur Rumah Sakit dr. Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Dr. dr. Mochamad Bachtiar Budianto (@bachtiar6086) (Ig uya kuya)

Akun Instagram yang diduga milik Direktur RSSA Malang, Dr. dr. Mochamad Bachtiar Budianto, dituding sebarkan komentar rasis terhadap Uya Kuya. Insiden ini memicu kemarahan publik dan respons tegas dari sang anggota DPR.

INDONESIAONLINE – Dunia maya heboh menyusul kemunculan komentar bernada Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) di akun Instagram anggota Komisi IX DPR RI, Uya Kuya. Komentar sensitif ini diduga berasal dari akun yang berafiliasi dengan petinggi institusi kesehatan ternama di Jawa Timur.

Akun Instagram dengan nama pengguna @bachtiar6086, yang santer disebut-sebut milik Direktur Rumah Sakit dr. Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Dr. dr. Mochamad Bachtiar Budianto mendadak jadi sorotan. Akun tersebut meninggalkan jejak komentar yang memantik reaksi keras di salah satu unggahan Uya Kuya.

Unggahan yang menjadi sasaran komentar tersebut diketahui membahas isu perundungan (bullying) di lingkungan pendidikan dokter spesialis (PPDS). Di tengah diskusi serius itu, akun @bachtiar6086 justru menuliskan kalimat yang menyerang fisik Uya Kuya.

“Artis paling item dan kriting,” demikian bunyi komentar dari akun yang diduga milik sang direktur, disertai dengan emoji tertawa.

Komentar yang dinilai merendahkan dan rasis itu segera menarik perhatian Uya Kuya sendiri. Melalui platform media sosialnya, Uya tidak menutupi kekesalannya dan memberikan respons menohok, khususnya menyoroti profesi yang diduga melekat pada pemilik akun.

“Serius nih, seorang dokter komennya fisik? Wah, gak heran, ternyata Anda…,” balas Uya Kuya, seperti dikutip dari unggahannya menanggapi komentar tersebut.

Uya juga menegaskan bahwa ia telah mengabadikan komentar itu sebagai bukti. “Jangan dihapus ya komennya. Uda saya screenshoot,” tambahnya, memberikan peringatan kepada pemilik akun.

Merasa dilecehkan secara fisik, Uya Kuya lantas merespons dengan gayanya yang khas. Dalam sebuah video yang kemudian ia bagikan, Uya tampil rapi mengenakan jas biru dan secara sengaja menunjukkan rambutnya yang telah dicatok lurus. Aksi ini jelas merupakan sindiran balik atas ejekan yang diterimanya.

“Hari ini saya catokan, karena kemarin waktu membahas soal bullying PPDS, saya dikatain ‘artis item kriting’ sama salah satu Direktur Utama Rumah Sakit Saiful Anwar di Malang,” jelas Uya dalam video tersebut, secara terbuka menyebut identitas yang diduga pelaku.

Tak hanya insiden ini, Uya Kuya juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah menerima hinaan lain terkait fisiknya. Ia menyebut ada seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Palembang yang pernah menyamakan rambutnya dengan rambut “pemulung”.

Video respons Uya Kuya ini direkam saat ia bersiap menghadiri rapat kerja Komisi IX DPR RI bersama Kementerian Ketenagakerjaan. Sikap Uya yang tetap percaya diri dan vokal dalam menyuarakan protesnya mendapat banyak simpati dan dukungan dari warganet di berbagai platform media sosial.

Sementara itu, akun Instagram @bachtiar6086 yang sempat meninggalkan komentar rasis itu kini dilaporkan tidak dapat ditemukan. Belum ada keterangan pasti apakah akun tersebut dinonaktifkan sementara atau telah dihapus permanen.

Meskipun akunnya menghilang, tangkapan layar (screenshot) komentar tersebut telah kadung tersebar luas dan menjadi viral, terutama setelah diunggah ulang oleh Uya Kuya.

Hingga artikel ini diterbitkan, pihak redaksi masih berupaya mengonfirmasi langsung dugaan ini kepada pihak Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang untuk mendapatkan penjelasan resmi dari Dr. dr. Mochamad Bachtiar Budianto atau perwakilan manajemen rumah sakit.

Namun, hingga kini belum ada tanggapan yang diterima. Kasus ini terus bergulir dan menjadi perhatian publik, menyoroti pentingnya etika berkomentar di ruang digital, terutama bagi figur publik dan pejabat publik (bn/dnv).

Exit mobile version