INDONESIAONLINE – Kasus perundungan di lingkungan sekolah seakan tak ada habisnya di Indonesia. Terbaru kasus perundungan yang menimpa Fatir (12) siswa SDN Jatimula 09, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi hingga berakhir dengan meninggalnya. Fatir, Kamis (7/12/2023) dini hari.
Lantas perundungan seperti apakah yang menimpa Fatir hingga sampai meninggal dunia?
Kronologi Perundungan
Diana (40) ibu Fatir menceritakan kronologi perundungan yang menimpa anaknya. Awalnya Fatir diajak temannya untuk membeli jajan di jam istirahat sekolah, namun ia malah di-sliding atau diselengkat temannya pada Februari 2023 lalu.
Akibat aksi temannya itu, Fatir yang kala itu duduk di kelas 6 pun terjatuh. Namun, teman-temannya malah memintanya untuk bungkam.
Teman-temannya yang berjumlah 5 orang saat itu, tidak menolong Fatir. Namun malah merundung dan mengata-ngatai Fatir lalu meninggalkannya.
Kata-kata seperti ‘jangan nangis’, ‘enggak usah ngadu sama mama’, ‘enggak usah ngadu sama guru’.
Pasca di-sliding, kaki Fatir memar. Sementara itu, ia mencoba berjalan ngesot mencari es batu untuk mengobati tangannya yang sakit dan memerah.
Saat kembali ke kelas, menurut Diana, Fatir kembali diperolok oleh teman-temannya. Kelima temannya itu disebut malah memperagakan saat Fatir jatuh di dalam kelas.
Pasca jatuh, tiga hari kemudian Fatir baru merasakan sakit pada kakinya. Diana pun memaksa anaknya agar bercerita tentang apa yang terjadi karena terdapat memar pada kaki.
Lantas Diana membawa Fatir ke klinik untuk minta obat pereda nyeri. Namun karena tidak ada perubahan, Fatir dirujuk untuk rontgen dan MRI.
Kaki Fatir Diamputasi
Berbagai upaya pengobatan dilakukan, namun tak kunjung membuahkan hasil. Nahasnya, kondisi Fatir bahkan semakin memburuk.
Agustus 2023, ia harus merelakan kaki kirinya diamputasi karena didiagnosis kanker tulang. Menurut dokter dipicu oleh benturan.
Menurut Kuasa Hukum Fatir, Mila Cheah, pasca operasi amputasi kaki kondisi Fatir terus turun. Ia juga kerap mengalami kesulitan bernafas.
Kemudian sejak 1 Desember 2023, Fatir harus bolak-balik ke rumah sakit karena kondisi yang kritis.
Fatir juga sempat masuk ruang isolasi, karena ia tidak bisa bernafas tanpa bantuan oksigen. Namun kondisi Fatir terus menurun hingga kritis dan dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (7/12/2023) dini hari.
Pihak Sekolah Bantah Perundungan
Pihak SD Fatir bersekolah memberikan tanggapan terkait kasus itu. Melalui Wakepsek SDN Jatimulya 09 yang juga Wali Kelas 6, Sukaemah apa yang dialami siswanya adalah hal biasa.
Dasar yang dipakai Sukaemah jika memang ada perundungan, para siswa, ucapnya, pasti akan melapor.
“Itu yang dikatainnya semacam apa ya, kan saya di kelas terus. Kalau ada perundungan pasti lah anak-anak lapor,” ucap Sukaemah.
“Mungkin kalau bercanda-bercandaan ‘ah lu jelek, ah lu hitam’ mungkin ya namanya sudah kelas 6, sudah biasa kayanya juga. Mungkin menurut Fatir lain lagi kali ya. Bercanda ya itu, bukan yang dirundung. Kalau dirundungkan beda lagi ya kekerasan,” terangnya.
Lebih lanjut, Sukaemah selama ini juga tidak pernah menerima laporan dari Fatir soal perundungan atau ejekan yang dilakukan oleh temannya. Ia kembali bersikeras bahwa slidingan itu mungkin terjadi tanpa sengaja saat mereka akan pergi jajan bersama-sama.
“Fatir itu bukan anak bodoh, anak pintar, anak cerdas, anak soleh. Pasti kalau dia diginiin (diolok) temannya pasti dia ngomong sama gurunya. Tapi selama ini enggak ada (laporan),” ujarnya.
Saat ini, kasus perundungan terhadap Fatir juga telah ditangani oleh Polres Metro Bekasi. Kepolisian telah menetapkan satu tersangka pada kasus perundungan Fatir (bn/dnv).