INDONESIAONLINE – Semangat warga Kota Blitar dalam berinovasi di segala bidang patut diacungi jempol. Terkini, sekelompok warga di pelosok RT di Kota Blitar menyelenggarakan pelatihan pembuatan makanan olahan dari bahan ikan lele. Pelatihan pemberdayaan masyarakat tersebut dilaksanakan dalam rangka Program RT Keren Non Fisik Tahun 2023.

Pelatihan pembuatan makanan olahan dari bahan ikan lele itu diselenggarakan oleh RT 4 RW 4 Kelurahan Tlumpu, Kecamatan Sukorejo melalui Pokmas Gerapat. Dalam pelatihan ini, Pokmas Gerapat mendatangkan narasumber dari kalangan profesional untuk melatih dua puluh ibu-ibu di lingkungan setempat agar mahir mengolah ikan lele menjadi produk makanan dimsum.

Ya, ikan lele biasanya menjadi lauk makanan sehari-hari. Di Indonesia termasuk Kota Blitar sudah banyak orang yang berternak ikan lele. Harganya yang terjangkau dan mudah didapat membuat orang memilih ikan ini untuk dikonsumsi.

Ikan lele merupakan jenis ikan tawar yang memiliki kandungan protein tinggi, rendah lemak serta mengandung fosfor yang bagus untuk tubuh. Ternyata, ikan lele tidak hanya bisa dinikmati dengan digoreng. Dewasa ini telah berkembang inovasi cerdas yang membuat ikan lele bisa disajikan dengan olahan yang lezat, salah satunya dimsum.

“Tema pelatihan kita hari ini adalah olahan ikan lele. Kenapa kita ambil tema ini? Karena ikan lele itu tidak hanya untuk lauk, tapi bisa diolah menjadi makanan-makanan olahan seperti gimsum, siomay dan lainnya,” kata Ketua Pokmas Gerapat Kelurahan Tlumpu, Dedit Agung Dwi P.

Dedit menambahkan, makanan olahan ikan lele sangat porspektit untuk dikembangkan. Ini karena ikan lele mudah didapatkan dan harganya murah. Selain itu, makanan olahan ikan lele mudah cara memasaknya. Dan untuk skala bisnis, proses produksi makanan olahan ikan lele itu praktis dan tidak ribet.

“Makanan olahan ikan lele itu bisa diproduksi dengan mudah  mulai dari skala rumah tangga sampai skala kelompok. Oleh sebab itu, kami memandang dari pelatihan ini kedepan ibu-ibu di lingkungan RT 4 RW 4 Kelurahan Tlumpu ini bisa mengembangkan bisnis makanan olahan ikan lele untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” imbuh Dedit.

Pelatihan ini merupakan awal bagi ibu-ibu di lingkungan RT 4 RW 4 Kelurahan Tlumpu untuk maju dan berkembang. Kedepannya, diharapkan dari pelatihan ini akan muncul wirausahawan baru di bidang kuliner makanan olahan ikan lele.

Baca Juga  Lebih Dekat dengan Tanly Hospitality: Hadir di Lebih dari 5 Kota Besar Indonesia

“Peserta pelatihan ini ada 20 orang dan semuanya diberikan alat-alat untuk mengolah makanan. Dan pelatihan ini bukan akhir, namun merupakan awal mereka untuk berdikari, berekonomi dari olahan makanan ikan lele,” tegasnya.

Mendengar kata dimsum mungkin sedikit asing bagi sebagian warga Blitar. Ya, dimsum adalah olahan makanan yang berasal dari Cina. Makanan ini memiliki cita rasa nikmat dengan tekstur lembut yang memanjakan lidah. Apalagi jika dinikmati selagi hangat dengan guyuran saos pedas manis yang menambah rasa, olahan makanan ini sudah sangat terkenal bahkan sudah menjadi makanan favorit di berbagai belahan dunia, salah satunya di Indonesia.

Pada umumnya, dimsum hanya bisa dicicipi di hotel atau restoran mewah dengan harga yang terbilang cukup tinggi. Namun kini, kudapan yang biasanya disajikan dalam wadah kukusan bambu ini dapat dengan mudah ditemui di pinggir jalan dan kian dicintai para penikmat kuliner.

Anisa Fuadiya selaku pemateri  pelatihan menyampaikan, dalam pelatihan ini dirinya menyampaikan materi dengan tema ikan jadi cuan. Dalam pelatihan ini peserata diajak mengolah ikan lele menjadi dimsum dengan empat sajian masing-masing geoza atau mando, ekado (olahan ikan yang didalamnya ada telur puyuh), kanirol dan bola ikan.Makanan-makanan ini lagi booming di kalangan anak muda di Indonesia.

“Dan mengolah makanan-makanan ini tidak sulit dan bisa disesuaikan dengan inovasi masing-masing, mau dikasih atau dikombinasikan dengan apa tergantung inovasi masing-masing,” terang Anisa. Anisa adalah owner Cha Cha Kitchen Karangsari yang dalam pelatihan ini menjadi pemateri utama.

Pelatihan olahan makanan ikan lele yang diselenggarakan Pokmas Gerapat di RT 4 RW 4 Kelurahan Tlumpu mendapat dukungan penuh dari pemerintah kelurahan. Sekretaris Kelurahan Tlumpu Evan Adi Prasetyo mengatakan, pelatihan ini termasuk inovasi baru dan pelaksanaanya patut mendapat apresiasi dan dukungan dari pemerintah.

“Pelatihan ini termasuk inovasi baru. Karena biasannya pelatihan pemberdayaan masyarakat itu lebih sering seperti membuat kue. Dan yang dilaksanakan hari ini itu pelatihan membuat dimsum, ini pelatihan anti mainstream,” ungkap Evan.

Baca Juga  1.222 Situs Perdagangan Berjangka Komoditi Ilegal Diblokir Kemendag

Evan berharap kedepan pelatihan ini bisa membawa kemajuan di Kelurahan Tlumpu dan bisa lebih mensejahterakan masyarakat.”Belum banyak orang yang menekuni bisnis kuliner dimsum. Nah, ini artinya peluang pasarnya masih sangat terbuka karena pesaing bisnisnya belum banyak,” lanjutnya.

Ditambahkan Pipit Puspitowati selaku Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Kelurahan Tlumpu, pasca pelatihan ini harus ada tindak lanjut dan pemerintah kelurahan akan terus memberikan pendampingan agar ibu-ibu peserta pelatihan sukses berbisnis olahan makanan ikan lele.” Dan untuk pengembangan pasca pelatihan, kami dari kelurahan akan memberikan fasilitasi dan promosi. Seperti di tingkat kecamatan dan tingkat kota itu kan sering ada pameran. Nah, di pameran itu nanti kita akan menampilkan hasil produksi olahan makanan ikan lele,” terang Pipit.

Ketua RW 4 Kelurahan  Tlumpu Sulaiman menyampaikan, pelatihan olahan makanan ikan lele ini merupakan usulan dari ibu-ibu warga RT 4 RW 4. Usulan ini bisa cepat direalisasikan berkat program RT Keren yang digagas oleh Wali Kota Blitar Santoso.

“Terimakasih untuk bapak wali kota Blitar. Adanya program RT Keren sangat memberikan manfaat. Usulan-usulan warga di tingkat bawah bisa cepat terealisasi. Semoga kedepan program RT Keren ini berlanjut dan Kota  Blitar semakin keren. Dan pesan saya untuk ibu-ibu peserta pelatihan, pelatihan ini dari uang APBD, jangan dihambur hamburkan, skill dari pelatihan ini harus dikembangkan, syukur nanti ada yang buka warung dimsum di lingkungan sini,” ucap Sulaiman.

Kelurahan Tlumpu adalah daerah dengan corak desa kota di wilayah Kota Blitar. Berbatasan langsung dengan pedesaan di Kabupaten Blitar, kalangan ibu-ibu warga Tlumpu di RT 4 RW 4 mayoritas bekerja sebagai petani, buruh dan ibu rumah tangga. Ketua RT 4 RW 4 Kelurahan Tlumpu, Bambang Suprianto berharap dengan waktu luang yang ada diharapkan ibu-ibu di lingkungannya bisa menambah pundi-pundi penghasilan dengan wirausaha kuliner olahan ikan lele.

“Harapan saya ibu-ibu setelah pelatihan ini bisa mengembangkan usaha kecil-kecilan, karena mereka sebenarnya punya banyak waktu luang itu itu,” pungkas Bambang.