Beranda

Langit Malang Berkelip: Bukan UFO atau Komet, Ini Penjelasan BRIN

Langit Malang Berkelip: Bukan UFO atau Komet, Ini Penjelasan BRIN
Ilustrasi misteri langit Malang berkelap-kelip yang membuat heboh medsos dan disebut penampakan UFO atau Komet 3I/ATLAS yang misterius (io)

Fenomena cahaya berkelap-kelip di langit Malang pada 4 November 2025 sempat bikin heboh warganet. BRIN pastikan itu kembang api, bukan UFO atau Komet 3I/ATLAS yang misterius.

INDONESIAONLINE – Jagat maya dihebohkan dengan penampakan cahaya putih berkelap-kelip secara bergantian di langit Kota Malang, Jawa Timur, pada Selasa (4/11/2025) malam. Sebuah unggahan di media sosial Instagram yang menampilkan fenomena ini sontak memancing beragam spekulasi, mulai dari penampakan UFO hingga kemunculan Komet 3I/ATLAS.

Akun @zona********* pada Rabu (5/11/2025) bahkan menulis, “Penampakan UFO terekam kamera warga. Kejadian di langit Jawa Timur Kota Malang, yang tahu apa itu komen ya.”

Spekulasi mengenai Komet 3I/ATLAS juga tak kalah ramai, seperti yang diungkapkan akun @adh**********: “Apakah ini fenomena 3I Atlas?”

Namun, harapan para pemburu UFO dan penggemar komet harus pupus. Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, dengan tegas meluruskan dugaan tersebut. Saat dihubungi, Kamis (6/11/2025), Thomas menyatakan bahwa cahaya misterius di langit Malang itu tak lain adalah kembang api biasa.

“Seperti varian kembang api biasa,” kata Thomas, menepis segala spekulasi yang berkembang.

Thomas juga memastikan bahwa fenomena tersebut tidak ada kaitannya dengan UFO maupun Komet 3I/ATLAS. “Bukan UFO dan tidak ada kaitannya dengan 3I/Atlas,” tegasnya.

Meluruskan Mitos UFO dan Fakta Komet 3I/ATLAS

Menjawab pertanyaan seputar UFO, Thomas Djamaludin menjelaskan bahwa UFO merupakan singkatan dari unidentified flying object atau benda terbang di langit yang belum teridentifikasi. Namun, ia menekankan bahwa “UFO dalam makna wahana makhluk luar bumi (alien) tidak ada pada dunia nyata,”.

Sementara itu, mengenai Komet 3I/ATLAS, Thomas mengakui bahwa secara teori komet ini memang dapat dilihat dari Indonesia. Namun, komet tersebut bukanlah pengorbit Matahari, melainkan hanya melintas satu kali di tata surya kita sebelum kembali ke ruang antarbintang.

“Desember baru bisa diamati lagi sebelum makin redup karena menjauh,” ujar Thomas, dikutip dari Kompas.com pada Jumat (31/10/2025).

Ia menambahkan bahwa pada bulan Oktober-November 2025, komet ini sejajar dengan arah Matahari, menyulitkan pengamatan.

Komet 3I/ATLAS sendiri memiliki ukuran yang sangat masif. Kepala atau coma komet yang tersusun dari debu dan gas memiliki diameter sekitar 25.000 kilometer, dua kali ukuran Bumi.

“Keunikan 3I/ATLAS adalah ukurannya yang sangat besar. Bagian intinya yang berupa es padat juga berukuran belasan kilometer,” jelas Thomas.

Estimasi terbaru bahkan menunjukkan bahwa kepala komet yang terdiri dari gas karbondioksida memiliki diameter sekitar 700.000 kilometer, atau setengah dari diameter Matahari.

Dengan demikian, fenomena cahaya berkelap-kelip di langit Malang yang sempat memicu kehebohan telah terungkap. Bukan pertanda kedatangan alien atau penampakan komet raksasa, melainkan semarak pesta cahaya kembang api.

Exit mobile version