Beranda

Makan Sayap Ayam Disebut Berbahaya, Mitos atau Fakta?

Makan Sayap Ayam Disebut Berbahaya, Mitos atau Fakta?
Menu berbahan sayap ayam. (istock)

INDONESIAONLINE –  Ayam sudah menjadi menu sehari-hari bagi banyak orang.  Namun, ada satu bagian ayam yang sering menjadi perdebatan, terutama di kalangan orang tua, yaitu sayap ayam.

Beberapa orang tua melarang anak-anaknya mengonsumsi sayap ayam dengan alasan kesehatan. Mereka percaya bahwa sayap adalah bagian tubuh ayam yang disuntik hormon. Tapi, benarkah demikian? Apakah makan sayap ayam berbahaya?

Salah satu kekhawatiran terbesar yang sering muncul adalah anggapan bahwa ayam, terutama bagian sayapnya, disuntik hormon untuk mempercepat pertumbuhan. Mitos ini sudah berkembang sejak lama, sehingga banyak orang percaya bahwa sayap ayam mengandung hormon yang bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Namun, menurut dr Dion Haryadi, seorang dokter umum yang juga certified nutrition & health coach, klaim ini tidak sepenuhnya benar. “Faktanya, ayam itu tidak disuntik hormon,” ujar dr Dion, dilansir Instagramnya @dionharyadi, Kamis (29/8).

Penjelasan ini didasarkan pada fakta bahwa penggunaan hormon dalam industri unggas sangat dilarang di banyak negara, termasuk Indonesia. “Penggunaan antibiotik juga sangat dibatasi dan harus sesuai ketentuan,” tambahnya.

Artinya, mitos tentang suntikan hormon pada sayap ayam tidak memiliki dasar yang kuat. Sebab, regulasi ketat di bidang peternakan sudah memastikan ayam yang dijual di pasaran aman untuk dikonsumsi.

Meski mitos tentang suntikan hormon pada sayap ayam bisa dibantah, ada alasan lain yang membuat sebagian orang, termasuk dr Dion Haryadi, kurang menyarankan mengonsumsi bagian sayap ayam. Alasan ini berkaitan dengan kandungan kalori dan lemak yang terdapat pada sayap ayam, terutama karena bagian ini sering dimakan bersama kulitnya.

“Sayap ayam memang bukan bagian favorit saya karena kalori dan lemaknya lebih tinggi,” jelas Dion.

Dia menambahkan bahwa kebanyakan orang ketika makan sayap ayam, juga mengonsumsi kulitnya. Kulit ayam, seperti yang kita ketahui, memiliki kandungan lemak yang lebih banyak dibandingkan bagian daging lainnya. Inilah yang membuat konsumsi sayap ayam dapat memberikan tambahan kalori dan lemak dalam jumlah yang lebih besar.

“Kalau makan sayap, pasti sama kulitnya kan? Nah, lemak di bagian kulit lebih banyak,” ujarnya.

Selain itu, Dion  menyoroti cara memasak sayap ayam yang biasanya diolah dengan teknik penggorengan. Pengolahan dengan cara digoreng atau dipanggang dengan bumbu yang tinggi lemak juga bisa meningkatkan kandungan kalori dalam satu porsi sayap ayam.

Bagi kamu yang ingin tetap menikmati daging ayam tanpa perlu khawatir tentang kalori dan lemak, Dion merekomendasikan bagian dada dan paha ayam. “Dada dan paha bisa dikonsumsi tanpa kulit sehingga total kalorinya bisa lebih rendah,” katanya.

Dengan mengonsumsi dada atau paha ayam tanpa kulit, kamu bisa mendapatkan sumber protein yang lebih sehat dengan kandungan lemak yang lebih sedikit.

Selain itu, Dion menekankan bahwa bagian dada dan paha lebih fleksibel dalam hal cara memasaknya. “Dada dan paha juga lebih fleksibel cara masaknya (menurut saya). Jadi, buat makanan harian lebih oke,” jelas dia.

Artinya, dada dan paha ayam bisa diolah dengan berbagai cara, seperti direbus, dipanggang, atau diolah dengan sedikit minyak, sehingga bisa menjadi pilihan yang lebih sehat untuk makanan sehari-hari.

Dengan demikian, makan sayap ayam bukanlah hal yang berbahaya seperti yang banyak diyakini orang, terutama terkait mitos suntikan hormon. Namun, sayap ayam memiliki kandungan kalori dan lemak yang lebih tinggi, terutama jika dikonsumsi bersama kulitnya.

Bagi mereka yang memperhatikan asupan kalori dan lemak, bagian dada dan paha ayam tanpa kulit bisa menjadi alternatif yang lebih sehat.

Dalam hal apa pun, kunci dari pola makan yang sehat adalah keseimbangan. Makan sayap ayam sesekali mungkin tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan selama dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan diimbangi dengan pilihan makanan  sehat lainnya. (bin/hel)

Exit mobile version