Beranda

Menangis Tinggalkan Lapangan, Ronaldo Menangis Lagi Portugal Juara Nations League

Menangis Tinggalkan Lapangan, Ronaldo Menangis Lagi Portugal Juara Nations League
Cristiano Ronaldo memenangkan UEFA Nations League 2025 bersama Portugal. (Foto: Getty Images)

INDONESIAONLINE –  Bintang Timnas Portugal Cristiano Ronaldo tak kuasa menahan air mata usai mengantar negaranya meraih gelar juara UEFA Nations League 2025. Di laga final yang digelar di Allianz Arena, Senin (9/6/2025) dini hari WIB, Portugal menaklukkan Spanyol lewat adu penalti.

Cristiano Ronaldo memang sudah diganti di menit ke-88. Bahkan, dia terlihat menangis saat meninggalkan lapangan.

Namun kontribusinya di laga final tak bisa diabaikan. Kapten Portugal itu mencetak gol penyama kedudukan di menit ke-61 lewat penyelesaian jarak dekat, yang membuat skor jadi 2-2. Gol itu merupakan yang ke-138 bagi Ronaldo bersama timnas Portugal, memperpanjang rekor top scorer sepanjang masa di level internasional.

Itu juga menjadi gol ke-8 Ronaldo di Nations League musim ini dari 9 pertandingan. Di usia 40 tahun dan bermain di Liga Arab Saudi bersama Al-Nassr, Ronaldo masih bisa bersaing di level tertinggi.

“Menang bersama Portugal selalu terasa spesial. Saya punya banyak gelar di klub, tapi tidak ada yang lebih membahagiakan daripada membawa pulang trofi untuk Portugal,” kata Ronaldo, dikutip BBC, Senin (9/6/2025).

“Ini air mata kebahagiaan. Tugas selesai, dan ini sangat membahagiakan.” imbuhnya.

Laga final sempat disorot karena adanya duel generasi antara Cristiano Ronaldo dan wonderkid Spanyol berusia 17 tahun, Lamine Yamal. Namun, yang muncul sebagai pemenang justru Ronaldo. Tak hanya mencetak gol ke-938 dalam kariernya, ia juga ikut membantu pertahanan dengan merebut bola dari kaki Yamal.

Eks pemain Inggris, Andros Townsend, memuji insting Ronaldo di depan gawang. “Inilah mengapa Cristiano Ronaldo masih dibutuhkan di lapangan. Dia predator di kotak penalti. Orang-orang terus meragukannya, tapi dia menunjukkan bahwa dia masih bisa membuat perbedaan,” ujarnya di ITV.

Pakar lain, Karen Carney, ikut menambahkan, “Begitu bola datang, matanya berbinar. ‘Siapa lagi kalau bukan saya?’ katanya. Di usia 40 tahun, dia terus membuktikan bahwa usia hanya angka.” ujarnya.

Sementara itu, Yamal yang bersinar di semifinal melawan Prancis justru kesulitan di laga ini. Ia melepaskan empat tembakan, kebanyakan dari luar kotak penalti, dan hanya dua yang mengarah ke gawang. “Yamal akan belajar dari malam ini. Dia nyaris tak terlihat. Dia harus berpikir ulang cara bermainnya,” kata jurnalis sepak bola Spanyol, Guillem Balague.

Kemenangan ini menjadi trofi pertama bagi Roberto Martinez sejak menangani Portugal awal 2023. Sebelumnya, ia gagal mempersembahkan gelar bersama “generasi emas” Belgia. Terakhir kali ia mengangkat trofi adalah FA Cup 2013 bersama Wigan Athletic.

Kini, muncul pertanyaan, apakah gelar Nations League ini menyelamatkan posisinya?

Balague menjelaskan bahwa posisi Martinez sebenarnya sempat terancam karena presiden baru federasi Portugal disebut-sebut ingin menggantinya dengan Jorge Jesus atau Jose Mourinho. “Tapi setelah gelar ini, bagaimana mungkin mereka memecatnya?” ucap Balague.

Ia juga menambahkan, “Martinez membuat Ronaldo kembali eksis. Rasio golnya di bawah Martinez lebih baik dibanding pelatih lainnya. Jadi apa lagi alasan untuk memecat dia?”

Martinez sendiri masih terikat kontrak hingga Piala Dunia 2026. Karen Carney juga sepakat. “Para pemain, termasuk Ronaldo, terlihat sangat mendukung Martinez. Penilaiannya akan ditentukan di Piala Dunia nanti. Akan sangat disayangkan jika dia diganti sekarang.” katanya.

Salah satu pemain terbaik di final adalah bek kiri Portugal, Nuno Mendes. Ia bukan hanya sukses mematikan pergerakan Lamine Yamal, tapi juga mencetak gol penyeimbang pertama Portugal dan tampil luar biasa sepanjang turnamen.

UEFA bahkan menobatkannya sebagai Man of the Match. “Dia luar biasa, baik saat menyerang maupun bertahan. Cetak gol di final dan memberi assist di semifinal,” tulis laporan tim pengamat teknis UEFA.

Mendes, yang baru saja memenangkan Liga Champions bersama PSG sepekan sebelumnya, tampil dominan. Ia mencatat empat dribel sukses (terbanyak di tim), paling banyak menyentuh bola di kotak penalti lawan, dan menang dalam tujuh duel. Ia juga membuat 16 umpan ke sepertiga akhir lapangan dan memenangi lima tekel, keduanya tertinggi di tim Portugal.

“Dia bek yang lengkap. Kita suka melihat dia menyerang, tapi jangan lupakan perannya dalam bertahan,” puji Karen Carney.

“Beberapa pemain pasti berpikir, ‘Gimana caranya ngelewatin dia?’ Mendes adalah aset besar untuk tim ini.” imbuhnya.

Guillem Balague bahkan menempatkannya di jajaran top dunia. “Dia luar biasa. Layak masuk top 10 Ballon d’Or. Bagi Yamal, Mendes adalah mimpi buruknya malam ini.” katanya.

Kekalahan ini membuat Spanyol gagal mempertahankan gelar mereka. Setelah menjuarai Nations League 2023 dan Euro 2024, mereka gagal meraih trofi untuk pertama kalinya sejak Piala Dunia 2022.

Sempat tampil garang dengan mengalahkan Prancis 5-4 di semifinal, Spanyol justru kehabisan bensin di final. Portugal bermain lebih solid dan punya Ronaldo yang tampil efektif.

Bagi Ronaldo, ini adalah trofi ketiga bersama timnas Portugal setelah Euro 2016 dan Nations League 2019. Kini, ia kembali mengangkat trofi di usia 40 tahun.

Exit mobile version