Beranda

Menko PMK: Target Kemiskinan Ekstrem Sulit Tercapai, Optimis Penurunan di Bawah 0,5 Persen

Menko PMK: Target Kemiskinan Ekstrem Sulit Tercapai, Optimis Penurunan di Bawah 0,5 Persen
Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan target kemiskinan ekstrem hingga 2024 turun sekitar 0,5 hingga 0,7 persen (io)

INDONESIAONLINE – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengakui tantangan besar dalam mencapai target mengentaskan kemiskinan ekstrem di Indonesia pada tahun 2024. Meskipun demikian, ia tetap optimis bahwa penurunan angka kemiskinan ekstrem dapat dipertahankan hingga di bawah 0,5 persen menjelang akhir tahun.

Menurut Muhadjir dalam keterangan tertulisnya hari ini, angka kemiskinan ekstrem di Indonesia per Maret 2024 mencapai 0,83 persen, mengalami penurunan signifikan dari 1,12 persen pada tahun sebelumnya. “Untuk kemiskinan ekstrem saya optimis akhir tahun 2024 walaupun tidak 0 bunder mestinya bisa di bawah 0,5 persen,” ujar Muhadjir.

Capaian ini, kata Muhadjir, menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem melalui strategi yang terfokus. “Semua intervensi yang sudah ada, kami optimalkan. Intervensinya dari tiga strategi, yaitu menekan pengeluaran keluarga miskin, meningkatkan pendapatan melalui program pemberdayaan, dan optimalisasi penanganan kantong kemiskinan,” jelasnya.

Namun demikian, target pemerintah untuk mencapai kemiskinan ekstrem nol persen pada tahun 2024 diakui sebagai tantangan yang sulit. Sebelumnya, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) juga menyatakan bahwa target ini tidak realistis, dengan rentang yang lebih masuk akal antara 0,5 hingga 0,7 persen.

Pemerintah berencana untuk memaksimalkan sisa waktu 5 bulan menuju akhir tahun 2024 untuk terus menekan angka kemiskinan ekstrem, dengan harapan semakin mendekati target yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

“Kami akan terus berupaya keras dengan melibatkan berbagai pihak termasuk mitra non-pemerintah untuk mencapai hasil yang optimal,” tambah Muhadjir.

Pemerintah juga menghadapi tantangan lain seperti potensi kenaikan tingkat kemiskinan nasional akibat inflasi yang perlu diantisipasi dengan kebijakan yang tepat.

Exit mobile version