Beranda

Oknum Guru SMP di Jayapura Diduga Cabuli Siswi hingga Hamil

Oknum Guru SMP di Jayapura Diduga Cabuli Siswi hingga Hamil
Ilustrasi pencabulan yang menimpa siswi di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua (Ist)

INDONESIAONLINE – Guru SMP di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua berinisial FB (35) ditangkap atas dugaan pencabulan terhadap siswinya yang berusia 13 tahun. Korban diketahui hamil akibat perbuatan bejat tersebut.

Kapolresta Kota Jayapura Kombes Pol Victor Mackbon membenarkan penangkapan itu melalui keterangan tertulis pada Sabtu (18/1/2025).

“Iya benar. Pelaku adalah oknum guru yang kini sudah diproses hukum di Polsek Muara Tami,” ujarnya sambil menyampaikan pelaku telah ditahan di Rumah Tahanan Negara Polsek Muara Tami.

Modus yang digunakan FB adalah mengajak korban ke rumahnya sepulang sekolah. Sesampainya di rumah, korban diancam sebelum akhirnya dicabuli. “Pelaku biasa menggunakan modus mengajak korban ke rumahnya, kemudian mengancam korban sebelum melakukan pencabulan terhadap korban,” jelas Victor.

Lebih lanjut, Victor menyampaikan bahwa perbuatan pencabulan ini bukanlah kejadian tunggal, melainkan telah berulang kali dilakukan di rumah pelaku. Saat ini, pihak kepolisian sedang mendalami kasus ini dengan memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan bukti-bukti.

Terpisah, Kapolsek Muara Tami AKP Sem Hanasbey menjelaskan bahwa kasus ini dilaporkan secara resmi oleh keluarga korban pada Senin (13/1/2025). Laporan tersebut tercatat dengan Nomor: LP/B/4/I/2025/SPKT/POLSEK MUARA TAMI/POLRESTA JAYAPURA KOTA/POLDA PAPUA.

Kasus ini dikategorikan sebagai tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur. FB, yang berprofesi sebagai guru kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.

Dampak Psikologis dan Sosial pada Korban

Kasus pencabulan ini tidak hanya menimbulkan dampak fisik pada korban, tetapi juga berpotensi menimbulkan trauma psikologis yang mendalam. Korban yang masih berusia 13 tahun harus menanggung beban berat, baik secara fisik maupun mental.

Perhatian dan pendampingan dari keluarga, serta bantuan profesional, sangat diperlukan untuk membantu korban pulih dari trauma dan melanjutkan hidupnya.

Selain itu, kasus ini juga menimbulkan keprihatinan mendalam di tengah masyarakat. Seorang guru yang seharusnya menjadi panutan dan pelindung bagi siswanya, justru melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan etika.

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan dan perlindungan terhadap anak-anak dari ancaman kekerasan seksual. Peran aktif dari semua pihak, termasuk orang tua, sekolah, dan masyarakat, sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang.

Hukuman yang setimpal bagi pelaku juga diharapkan dapat memberikan efek jera dan menjadi peringatan bagi siapa pun yang berniat melakukan kejahatan terhadap anak.

Exit mobile version