Beranda

Pakar Nutrisi Ungkap Sederet Dampak Buruk Minuman Alkohol, Mulai Kanker hingga Obesitas

Pakar Nutrisi Ungkap Sederet Dampak Buruk Minuman Alkohol, Mulai Kanker hingga Obesitas
Ilustrasi konsumsi minuman alkohol. (istock)

INDONESIAONLINE – Alkohol sering dianggap sebagai minuman yang memberikan efek relaksasi atau kesenangan sesaat. Namun, tahukah kamu bahwa mengonsumsi alkohol bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan, termasuk kenaikan berat badan.

Menurut dr Dion Haryadi PN1 CHC AIFO-K, seorang dokter umum sekaligus certified nutrition & health coach, alkohol termasuk dalam grup 1 carcinogen atau zat yang terbukti dapat menyebabkan kanker pada manusia dengan bukti ilmiah yang kuat. “WHO telah menetapkan bahwa tidak ada dosis alkohol yang benar-benar aman untuk dikonsumsi,” ujar dr Dion.

Ini berarti, meskipun dikonsumsi dalam jumlah kecil, alkohol tetap membawa risiko kesehatan. “Risiko ini akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah alkohol yang dikonsumsi,” tambahnya.

Selain kanker, konsumsi alkohol juga berkontribusi terhadap berbagai penyakit metabolik, seperti obesitas dan gangguan kardiovaskular. Alkohol dikenal memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi. Setiap gram alkohol mengandung sekitar 7 kalori, hampir dua kali lipat dibandingkan dengan gula yang mengandung 4 kalori per gram. “Karena bentuknya cairan, alkohol mudah dikonsumsi secara berlebihan tanpa disadari,” jelas dr Dion.

Kebiasaan ini dapat menyebabkan kelebihan kalori yang akhirnya berkontribusi pada penumpukan lemak tubuh. Lebih lanjut, alkohol juga sering diiringi dengan konsumsi makanan berlemak atau tinggi kalori, seperti camilan gorengan atau keripik. Kombinasi ini memperparah kenaikan berat badan sekaligus meningkatkan risiko penumpukan lemak di pembuluh darah.

Minum alkohol secara berlebihan tidak hanya menyebabkan kenaikan berat badan, tetapi juga memengaruhi fungsi metabolisme tubuh. Beberapa efek negatif yang sering terjadi menurut dr Dion adalah sebagai berikut:

• Penumpukan lemak viseral: Alkohol mendorong penimbunan lemak di area perut, yang berisiko menyebabkan obesitas sentral.

• Gangguan metabolisme: Konsumsi alkohol menghambat metabolisme lemak, sehingga tubuh lebih banyak menyimpan lemak daripada membakarnya.

• Peningkatan kolesterol jahat: Alkohol dapat meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat), yang berisiko menyumbat pembuluh darah. Lebih lanjut dr Dion menjelaskan, alkohol sebenarnya lebih banyak memberikan dampak buruk daripada manfaat. “Walaupun masih ada yang memilih untuk mengonsumsinya, minumlah dengan tanggung jawab. Namun, lebih baik lagi jika Anda mulai mempertimbangkan untuk berhenti sama sekali,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol secara perlahan bisa membawa perubahan positif bagi kesehatan tubuh. “Cobalah mengurangi sedikit demi sedikit untuk memulai hidup yang lebih sehat,” saran dr Dion. (bn/hel)

Exit mobile version