INDONESIAONLINE – Pneumonia menyerang jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. Sebanyak 99 jemaah dilaporkan menderita penyakit selama menjalankan ibadah haji.
Kementerian Kesehatan RI mengonfirmasi bahwa satu orang dari total penderita penyakit tersebut telah meninggal dunia.
Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI dr Liliek Marhaendro Susilo. Menurut dia, kondisi ini membutuhkan perhatian serius agar tak berkembang menjadi wabah yang lebih luas.
“Kenaikan kasus pneumonia pada jemaah haji harus kita waspadai bersama. Bila tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat, bisa menimbulkan komplikasi serius,” ujar Liliek dalam keterangannya, dikutip Jumat (23/5/2025).
Sebagian besar jemaah yang terinfeksi saat ini sedang menjalani perawatan intensif di berbagai fasilitas kesehatan yang ada di Makkah dan Madinah. Tim medis Kementerian Kesehatan terus memantau kondisi mereka secara ketat.
Liliek menjelaskan bahwa sejumlah faktor menjadi pemicu merebaknya kasus pneumonia di kalangan jemaah. Mulai dari cuaca ekstrem hingga kondisi fisik yang lemah akibat aktivitas ibadah yang padat.
Berdasarkan data real-time dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), suhu udara di dua kota suci Arab Saudi mencapai 41 hingga 47 derajat Celsius. Kondisi ini sangat rentan menyebabkan dehidrasi, terutama jika jemaah tidak mengonsumsi cukup cairan.
“Cuaca sangat panas. Kalau cairan tubuh tidak tercukupi, daya tahan tubuh bisa menurun dan rentan terserang infeksi, termasuk pneumonia,” kata Liliek.
Selain itu, kelelahan akibat padatnya jadwal ibadah, terutama menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) turut berkontribusi pada penurunan kondisi fisik jemaah.
“Jadwal ibadah yang padat, ditambah lamanya perjalanan dan faktor usia, sangat menguras energi jemaah. Bila tidak dikelola dengan baik, imunitas tubuh bisa drop,” jelasnya.
Penyebab lainnya adalah kepadatan di Arab Saudi. Dengan jutaan orang berkumpul dalam satu wilayah, potensi penularan penyakit pernapasan seperti pneumonia meningkat drastis.
Tak hanya itu. Jemaah dengan penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung juga disebut lebih berisiko mengalami infeksi saluran pernapasan berat.
“Komorbid membuat jemaah lebih rentan. Makanya kami terus mengimbau agar mereka yang punya riwayat penyakit tetap disiplin minum obat secara teratur,” tambah Liliek.
Untuk mencegah penyebaran lebih luas, Kemenkes RI meminta jemaah haji untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. Liliek mengingatkan agar jemaah senantiasa memakai masker, terutama di tempat ramai dan saat sedang batuk atau pilek.
“Selalu gunakan masker di area ramai. Cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer sebelum dan sesudah beraktivitas. Minum air putih atau air Zamzam setidaknya dua liter sehari, sedikit demi sedikit,” ucap dia.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga energi dengan mengurangi aktivitas yang tidak wajib, seperti umrah berkali-kali menjelang puncak haji.
“Jaga stamina menjelang puncak haji. Kurangi ibadah sunah jika merasa lelah. Jangan merokok sembarangan karena bisa mengganggu orang lain dan memperparah kondisi pernapasan,” tegasnya.
Bagi jemaah yang mulai merasakan gejala tidak enak badan, Liliek mengimbau agar segera melapor ke petugas kesehatan atau pos layanan terdekat agar penanganan bisa dilakukan secepat mungkin.
“Kesehatan jemaah adalah prioritas utama kami. Jangan tunda pemeriksaan jika merasa tidak sehat. Kita jaga bersama agar ibadah berjalan lancar dan seluruh jemaah bisa pulang ke tanah air dengan kondisi sehat,” pungkas Liliek.
Untuk diketahui, pneumonia merupakan infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di paru-paru (alveoli). Penyakit ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Dalam kondisi tertentu seperti padatnya massa jemaah dan suhu ekstrem, risiko penularan penyakit ini menjadi lebih tinggi.
Gejala pneumonia meliputi batuk, demam tinggi, sesak napas, dan nyeri dada. Bila tidak ditangani dengan baik, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi serius, terutama bagi lansia dan mereka yang memiliki penyakit penyerta. (bn/hel)