INDONESIAONLINE – Pernyataan calon wakil presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto terkait ucapan “Ndasmu Etik”, viral di medsos X (Twitter).
Ucapan ini dilontarkan Prabowo saat mengisi pidato di acara internal Partai Gerindra belum lama ini.
Hingga Sabtu (16/12/2023) siang, kata kunci “Ndasmu” ramai menjadi trending di platform X dengan 4,6 ribu unggahan yang membahas momen Prabowo menyebut hal itu.
“Bagaimana perasaan Mas Prabowo? Soal etik, etik, etik. Ndasmu etik,” kata Prabowo dalam video tersebut, dilihat di akun X @ARSIPAJA, Sabtu (16/12/2023).
Ucapan Prabowo itu langsung disambut tepuk tangan dari para kader Gerindra.
Pernyataan Prabowo pun menuai beragam komentar dari warganet. Banyak warganet yang menyinggung kembali sikap Prabowo saat debat Capres.
“Ada falsafah Jawa yang berbunyi ‘Adigang, Adigung, Adiguna’ yang artinya menyombongkan resource, kekuatan, kekuasaan, seenaknya sendiri, semau gua. Karakter yang begini dipastikan bukan redflag lagi, tapi blackflag,” @propheto*****.
“Pas debat nunjukkin gestur ‘ngenye’ terus melet2, itu bukan gak respect/gak sopan ya, biar gemoy aja kok~Terus ini setelah beberapa hari debat, masih ngomongin di forum internal gini, bukan baper ya, biar gemoy aja kok~ Kan biar laku kontennya di kalangan gen z TikTok,” @iyam*****.
“padahal saya punya ekspektasi yang tinggi dari debat kemarin. apalagi pak prabowo jauh lebih pengalaman mengikuti kontestasi pemilu, tapi nyatanya cara menjawab dan gestur-gesturnya tak sesuai dengan citra yang belakangan ini ditampilkan ke publik,” @dayat*****.
Menanggapi viralnya pernyataan itu, Jubir Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak mengklaim jika ucapan Prabowo di hadapan para kader Gerindra hanya bercanda.
Ia menilai tidak ada unsur serius dalam ucapan Prabowo dalam video yang beredar.
Diketahui, ucapan Prabowo soal ‘ndasmu etik‘ disebut-sebut terkait dengan pertanyaan Anies Baswedan saat debat Capres beberapa waktu lalu. Kala itu Anies menanyakan soal perasaan Prabowo saat Majelis Kehormatan MK (MKMK) memutuskan mantan Ketua MK Anwar Usman melanggar kode etik soal batas usia capres-capres (bn/dnv).