Beranda

Rais Aam KH Miftachul Minta Warga NU Tabayun Hadapi “Persoalan yang Ada”

INDONESIAONLINE – Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengimbau  seluruh warga Nahdliyin untuk dapat merenungkan atau menelaah segala persoalan yang ada.

Hal tersebut disampaikan Kiai Miftachul saat membuka peringatan Harlah (Hari Lahir) Ke-101 NU  di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogykarta, Senin (29/1).

“Ketika PBNU melakukan (bertindak) sesuatu, (maka) datang dan bertanya. (Jangan) sebelum ada pengumuman,” ujarnya.

Kiai Miftachul kemudian menjelaskan bahwa tabayun merupakan amanah yang diemban oleh seluruh umat, khususnya seluruh Nahdliyin, dan khususnya para pengurus NU.

Kiai Miftachul pun mengibaratkan tabayun sebagai senjata untuk menaklukkan musuh yang ada. Jadi, jika mereka tidak bertahan, mereka akan kalah sebelum berperang.

Sami’na wa’athona. Di situlah Allah memberikan rahmat (yakni) perilaku para ulama terdahulu, bahkan para nabi pun bersabda. Sami’na wa’athona (kami mendengarkan dan menaatinya),” ujarnya.

Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)  ini menegaskan, sikap dan upaya klarifikasi yang komprehensif dapat menciptakan suasana kondusif sehingga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan di dunia bahkan di akhirat.

“Kalau tidak paham dan tidak paham, carilah dia, bicara langsung dengan orang itu. Jangan bicara di luar. Lagi pula, kalau tidak mengerti apa yang dia katakan, tiba-tiba hal itu terjadi membagikan dengan kata-kata,” jelasnya.

Kiai Miftachul menekankan penjelasan ini penting karena NU akan menjadi rujukan masyarakat luas. NU, kata dia, harus menjadi penerjemah Islam dan memanfaatkan momentum ini ketika menjadi pengurus NU di berbagai sektor.

“NU ingin menjadi (penerjemah) Mutarjim yang bisa. Penerjemah Islam sejati, dakwah yang merangkul bukan memukul, dakwah yang mengayomi bukan menghina. (red/hel)

Exit mobile version