Beranda

Sayur Organik Lebih Sehat? Berikut Penjelasan Ahli Gizi

Sayur Organik Lebih Sehat? Berikut Penjelasan Ahli Gizi
Sayuran penting bagi kesehatan tubuh. (istock)

INDONESIAONLINE – Orang umumnya menilai konsumsi sayur organik  lebih sehat daripada sayur non-organik. Benarkah demikian?

Menurut dr Dion Haryadi, seorang dokter, certified nutrition & health coach, pandangan soal sayur organik dianggap lebih sehat muncul karena sayur jenis ini tidak menggunakan pestisida, pupuk sintetis, atau bibit hasil persilangan genetik.

“Menurut saya pribadi, sayur organik tidak hanya lebih sehat, tetapi juga memiliki tekstur dan rasa yang lebih enak,” jelas Dion, dilansir Instagram pribadi @dionharyadi, Senin (5/8/2024).

Lebih lanjut, Dion mengungkap penelitian yang menunjukkan bahwa sayur organik dapat memiliki kandungan antioksidan dan mikronutrien yang lebih tinggi dibandingkan sayur non-organik.

“Antioksidan penting untuk melawan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat merusak sel dan menyebabkan berbagai penyakit. Mikronutrien, seperti vitamin dan mineral, penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan,” ujarnya.

Meski demikian, kata Dion, bukti ilmiah yang mengaitkan konsumsi sayur organik dengan manfaat kesehatan yang lebih tinggi masih belum kuat.

“Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan kandungan nutrisi pada sayur organik, tetapi tidak semua penelitian sepakat akan hal ini. Perbedaan dalam metode pertanian, jenis tanah, dan iklim dapat mempengaruhi hasil penelitian,” tandasnya.

Sementara itu, sayur non-organik sering dianggap kurang sehat karena penggunaan pestisida dan pupuk sintetis berbahan kimia. Namun, menurut Dion, penggunaan pestisida dan pupuk sintetis diatur secara ketat oleh badan pengawas pangan di berbagai negara.

“Regulasi ini memastikan bahwa residu pestisida yang tersisa pada sayuran berada dalam level yang aman untuk dikonsumsi manusia,” ungkapnya.

Dion menegaskan bahwa selama petani mengikuti regulasi dengan baik dan sayur diolah dengan cara yang aman, sayur non-organik bisa sama baiknya dengan sayur organik. Bahkan, penggunaan pestisida dalam batas yang diperbolehkan sebenarnya aman untuk dikonsumsi.

“Saya sendiri masih mengonsumsi sayur organik dan non-organik. Menurut saya, jika sayur organik tersedia, saya lebih memilihnya karena rasanya yang lebih enak. Namun, jika hanya ada sayur non-organik, saya juga tidak ragu untuk mengonsumsinya. Yang terpenting adalah tetap mengonsumsi sayuran dalam diet sehari-hari,” tegasnya.

Menurut Dion, ketakutan berlebihan terhadap sayur non-organik bisa berdampak negatif, seperti menghindari sayuran sama sekali. Padahal, mengonsumsi sayuran sangat penting untuk kesehatan karena kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang diperlukan tubuh.

Baik sayur organik maupun non-organik memiliki manfaat masing-masing. Sayur organik mungkin memiliki kandungan antioksidan dan mikronutrien yang lebih tinggi. Tetapi sayur non-organik yang diproduksi sesuai regulasi juga aman untuk dikonsumsi. Yang paling penting adalah tetap mengonsumsi sayuran dalam diet sehari-hari untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal.

“Memilih sayur organik atau non-organik sebaiknya didasarkan pada preferensi pribadi dan ketersediaan. Jangan biarkan ketakutan terhadap sayur non-organik membuat Anda menghindari konsumsi sayuran, karena sayuran adalah bagian penting dari diet sehat,” pungkas Dion. (bin/hel)

Exit mobile version