INDONESIAONLINE – Siapa bilang drama sekolah hanya berkutat pada cinta segitiga dan intrik persahabatan? Drama Korea (Drakor) terbaru berjudul Study Group membuktikan sebaliknya.
Drama yang awalnya dipandang sebelah mata ini, kini justru menjelma menjadi fenomena global. Bayangkan, di minggu ketiga penayangannya, Study Group telah menduduki peringkat 2 teratas di platform streaming Rakuten Viki, mencengkeram hati penonton di 74 negara – dari Amerika Serikat dan Inggris, hingga Brasil, Meksiko, Prancis, dan bahkan Uni Emirat Arab.
Data dari Rakuten Viki tak berbohong. Study Group yang sempat memulai perjalanannya dengan rating biasa-biasa saja, tiba-tiba meledak di minggu kedua.
Kini, ia bersanding dengan lima serial Viki terpopuler di lebih dari 140 negara. Sebelumnya, drama ini sudah lebih dulu menguasai singgasana nomor 1 di Indonesia, Thailand, dan Malaysia versi Viu pada minggu pertama Februari. Sebuah underdog story yang manis di tengah persaingan sengit dunia K-Drama.
Popularitasnya yang meroket ini bukan isapan jempol belaka. Study Group kini resmi “lulus” ke panggung Jepang, dengan penjualan ke platform streaming ABEMA. Mulai 21 Februari 2025, penonton Negeri Sakura pun akan ikut terhanyut dalam aksi dan intrik di sekolah Yusung Technical High School.
Resep Rahasia ‘Study Group’: Kekerasan Sekolah, Ambisi Akademik, dan Daya Tarik R-Rating
Diadaptasi dari webtoon populer berjudul sama, Study Group adalah koktail genre yang unik: komedi, aksi, dan drama sekolah.
Kisahnya berpusat pada Youn Ga Min (diperankan apik oleh Hwang Min Hyun), seorang siswa yang ironisnya lebih jago berkelahi daripada belajar. Di Yusung Technical High School, sekolah terburuk yang pernah ada, Ga Min bermimpi untuk masuk universitas bergengsi. Namun, jalannya terjal berbatu kekerasan sekolah dan sistem pendidikan yang kejam.
Bersama guru kontrak idealis, Lee Han Gyeong (Han Ji Eun), Ga Min nekat membentuk kelompok belajar yang revolusioner. Anggotanya pun tak kalah unik: Kim Se Hyun (Lee Jong Hyun), si jenius peringkat 2 sekolah; Lee Ji Woo (Shin Su Hyun), gadis pemberani yang mahir bela diri; Choi Hee Won (Yoon Sang Jung), si polos yang menemukan keberaniannya; dan Lee Joon (Gong Do Yu), si petarung yang haus ilmu.
Bersama, mereka bukan hanya belajar rumus dan teori, tapi juga merombak sekolah yang penuh anarki.
Perwakilan Rakuten Viki tak ragu menyebut Study Group sebagai angin segar di tengah tren drama Korea yang monoton.
“Drama ini memikat penggemar global dengan pendekatan uniknya,” ujar mereka dikutip dari Soompi.
Aksi Heroik, Karakter Relatable, dan Alur Cerita Anti-Mainstream
Dengan rating memukau 8.6/10 di IMDb, Study Group jelas bukan drama sekolah biasa. Apa sebenarnya yang membuat drama ini begitu digandrungi? Jawabannya terletak pada beberapa elemen kunci:
-
Aksi Tanpa Henti: Setiap episode “Study Group” dipenuhi adegan laga heroik yang memacu adrenalin. Ini bukan sekadar drama remaja melankolis, tapi tontonan yang memuaskan dahaga akan aksi dan ketegangan.
-
Alur Cerita Anti-Mainstream: “Study Group” berani mendobrak formula drama sekolah konvensional. Ia menggabungkan dunia pendidikan yang kompetitif dengan isu kekerasan sekolah yang brutal, menciptakan narasi yang segar dan tak terduga.
-
Karakter Kompleks dan Relatable: Meskipun berlatar sekolah terburuk, karakter-karakter “Study Group” justru terasa sangat manusiawi dan mudah diidentifikasi. Ga Min, si siswa bodoh yang berjuang mati-matian; Ji Woo, si gadis tangguh yang melawan ketidakadilan; Han Gyeong, si guru muda yang idealis – semuanya memiliki latar belakang dan motivasi yang kuat, membuat penonton terhubung secara emosional.
Namun, di balik popularitasnya, Study Group juga memicu perdebatan. Drama ini diberi rating R, sebuah langkah yang jarang diambil untuk drama sekolah.
Kritikus drama Yun Suk Jin dari Universitas Nasional Chungnam melihat ini sebagai strategi pemasaran di pasar drama yang semakin kompetitif.
“Meskipun akses dibatasi, remaja tetap dapat menemukan cara untuk menonton acara-acara ini, yang dapat memiliki efek berbahaya pada mereka,” ujarnya kepada The Chosun Daily, menyoroti potensi dampak negatif konten kekerasan pada penonton remaja.
Terlepas dari kontroversi rating R, satu hal jelas: Study Group telah berhasil mencuri perhatian dunia. Drama ini bukan hanya hiburan semata, tapi juga refleksi tentang kerasnya dunia pendidikan, brutalnya kekerasan sekolah, dan perjuangan remaja untuk meraih mimpi di tengah sistem yang tak adil.
Study Group adalah bukti bahwa K-Drama mampu terus berinovasi, menawarkan cerita-cerita yang berani, relevan, dan menggugah – bahkan di luar dinding kelas.