Beranda

Tangkal Klaim Kuburan Habib, Makam Tiga Putri Mataram di Blitar Dipasangi Plakat

Tangkal Klaim Kuburan Habib, Makam Tiga Putri Mataram di Blitar Dipasangi Plakat
Plakat yang dipasang komunitas budayawan Blitar di makam Tiga Putri Mataram. (arofiq/io)

INDONESIAONLINE –  Makam Tiga Putri Mataram di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, akhirnya memperoleh identitas resmi pada Kamis sore 4 Juli 2024, Para budayawan Blitar, dalam upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya lokal, memasang sebuah plakat di makam yang sebelumnya tak beridentitas itu. Plakat tersebut mencantumkan nama-nama: “Jirat Makam Tiloro: Roro Rayung Wulan, Roro Wandansari, Roro Bondan Palupi.”

Langkah ini merupakan bagian dari Gerakan Jogo Punden yang dipelopori oleh komunitas budaya di Blitar. Gerakan ini bertujuan untuk menjaga dan melestarikan situs-situs bersejarah dan sakral yang sering terlupakan atau bahkan terancam oleh tindakan vandal.

Anwar Hakim Darajad, seorang budayawan sekaligus dosen di Universitas Islam Blitar (Unisba), menyampaikan pentingnya pemasangan plakat itu.  “Ini langkah kecil namun signifikan dalam upaya melestarikan sejarah dan identitas kita. Dengan adanya plakat, kita tidak hanya menghormati leluhur tetapi juga memberikan edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya menghargai situs-situs bersejarah,” ujar Anwar.

Makam Tiga Putri Mataram, yang terletak di area punden Blitar, menjadi tempat peristirahatan bagi tiga putri bangsawan Mataram yang dikenal sebagai Roro Rayung Wulan, Roro Wandansari, dan Roro Bondan Palupi. Makam ini memiliki nilai sejarah dan spiritual yang mendalam bagi komunitas setempat.

Namun, baru-baru ini, makam tersebut menjadi sorotan dan viral setelah sekelompok orang ba’lawi berusaha mengubah identitas makam ini menjadi makam habib. Mereka mengklaim makam Tiga Putri Mataram itu sebagai makam habib keturunan Yaman.

Gus Dian, antropolog dan salah satu penggiat Gerakan Jogo Punden, memberikan apresiasi atas inisiatif ini.”Plakat ini bukan hanya sekadar penanda nama. Ini  identitas yang melindungi makam dari pembegalan oleh kelompok-kelompok yang tidak menghormati warisan leluhur kita,” kata Gus Dian.

Gus Dian menekankan bahwa pemasangan plakat ini juga bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan atau pengrusakan situs makam oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab, yang sering disebut sebagai kelompok ‘ba’ lawi’.

Budaya punden di Blitar memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan tradisi dan kepercayaan lokal. Situs-situs seperti makam Tiga Putri Mataram sering dianggap keramat dan menjadi tempat berziarah bagi masyarakat setempat. Namun, tanpa identitas yang jelas, situs-situs ini rentan terhadap pengabaian dan kerusakan.

Anwar Hakim Darajad juga menambahkan bahwa pemasangan plakat ini adalah bentuk penghormatan kepada leluhur dan cara untuk menjaga agar kisah mereka tetap hidup. “Setiap nama yang tertulis di sini membawa cerita, nilai-nilai, dan warisan yang harus kita jaga dan teruskan kepada generasi mendatang. Plakat ini membantu kita untuk tidak melupakan siapa mereka dan apa yang mereka wakili dalam sejarah kita,” jelasnya.

Selain sebagai identitas, plakat ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi pengunjung. Banyak dari mereka yang datang ke situs-situs bersejarah tanpa mengetahui kisah atau makna di balik tempat tersebut. Dengan adanya plakat yang menjelaskan siapa yang dimakamkan di situ, pengunjung bisa lebih menghargai dan memahami pentingnya situs tersebut.

Gus Dian menegaskan bahwa langkah ini hanyalah permulaan dari upaya yang lebih besar dalam melestarikan situs-situs bersejarah di Blitar. “Kami berharap Gerakan Jogo Punden ini bisa menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk turut serta dalam menjaga warisan budaya. Semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa situs-situs bersejarah kita tetap terjaga dan dihormati,” tambahnya.

Dalam penutupannya, Anwar Hakim Darajad menyampaikan harapannya agar pemasangan plakat ini bisa menjadi contoh bagi situs-situs bersejarah lainnya di Blitar dan sekitarnya. “Kami berharap plakat ini bukan hanya sebagai penanda nama, tetapi juga sebagai simbol dari komitmen kita dalam melestarikan dan menghormati warisan budaya kita,” pungkasnya.

Dengan adanya plakat di makam Tiga Putri Mataram, masyarakat Blitar kini memiliki simbol yang jelas tentang sejarah dan warisan leluhur mereka, yang akan terus diingat dan dihormati oleh generasi mendatang.

Exit mobile version