Tikus Pithi Noto Baris Tertulis pada Ramalan Jayabaya, Apa Maksudnya?

Ramalan Jayabaya (Foto: Facebook)

JATIMTIMESRamalan Jayabaya menjadi salah satu mitos kuno yang masih dipercaya sebagian masyarakat Jawa hingga kini. Salah satu ramalan yang tertulis pada ramalan Jayabaya adalah Tikus Pithi Anoto Baris.

Lantas apa yang dimaksud dengan Tikus Pithi Anoto Baris? Tikus pithi sendiri merupakan simbol rakyat jelata yang memiliki angan-angan dan cita-cita untuk meraih mimpi. 

Namun mimpi itu tak pernah terwujud karena ulah para penguasa yang korup dan bertindak semaunya sendiri. Akibatnya, rakyat kecil pun bersatu mencari jalan untuk menentukan hidupnya guna menggapai impian.

Tikus pithi dalam konteks Ramalan Jayabaya dapat dimaknai sebagai simbol anak muda dalam Kerajaan Kediri. Budayawan Sujiwo Tejo dalam tulisannya berjudul; “Waspadai Ramalan Ke-7 Joyoboyo” menafsirkan ramalan ke-7 Joyoboyo tersebut yakni sebagai barisan pemberontakan rakyat nusantara dari berbagai penjuru.

Jika ditelaah lebih jauh, tikus selama ini dimaknai sebagai binatang yang rakus dan dipakai untuk menggambarkan koruptor. Sehingga, bila digabungkan menjadi satu kalimat atau istilah, menurut seorang dalang, ramalan ke-7 Jayabaya ini berarti kelompok koruptor yang berbaris menanti jatah dan kesempatan.

Sujiwo Tejo memaknai tikus pithi anoto baris yakni sebagai kalimat yang menggambarkan ketamakan manusia dalam sistem yang kendur. Menurutnya tikus pithi ini dapat dimaknai sebagai pemberontakan rakyat dari penjuru Nusantara.

Ramalan tersebut memang belum terjadi, namun seharusnya bisa menjadi peringatan bagi semua pihak agar tidak ada kejadian seperti itu.
Seperti diketahui, Ramalan Jayabaya telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Jawa sebagai mitos. 

Munculnya kepercayaan pada ramalan itu terjadi karena masyarakat Jawa memiliki ilmu titen dan kebiasaan menghubungkan peristiwa dengan ucapan para pujangga alias othak-athik-gathuk.



Desi Kris