Beranda

Update Banjir Libya: 10 Ribu Orang Masih Dinyatakan Hilang

Update Banjir Libya: 10 Ribu Orang Masih Dinyatakan Hilang

INDONESIAONLINE – Banjir Libya masih menyisakan duka. Tak hanya kehancuran berbagai bangunan, orang yang masih dinyatakan hilang pun masih dikisaran 10 ribuan jiwa.

Para korban banjir Libya ini belum ditemukan. Sebagian yang ditemukan mayatnya sudah tak lagi bisa dikenali karena proses pembusukan.

Di pusat Kota Derna, terdapat beberapa titik cahaya di tengah lumpur dan puing-puing yang menyelimuti kota. Di salah satu sudut jalan, ratusan pakaian warna-warni tergeletak berserakan. Di seberang jalan, antrean panjang terbentuk saat bahan bakar dibagikan kepada para penyintas.

Bantuan untuk korban banjir berdatangan dari berbagai negara. Kuwait dan Arab Saudi juga telah menerbangkan berton-ton bantuan tambahan. Bantuan tersebut, menurut Kepala Misi Bantuan Internasional PBB di Liby Abdullah Bathilya, perlu mekanisme yang transparan untuk mengelola semua sumbangan internasional.

Hal ini dipicu kekhawatiran yang muncul dari tantangan koordinasi antara pemerintah di Tripoli yang diakui secara internasional dan pemerintah Libya Timur yang tidak diakui secara internasional.

Hal ini menjadi kendala disaat ribuan warga masih belum jelas rimbanya. Apakah masih hidup ataukah sudah tewas?

Kisah Penyintas Banjir Libya

PBB mengatakan bahwa jumlah korban tewas sejauh ini mencapai sekitar 11.300 orang. Jumlah akhir masih belum jelas, meskipun satu hal yang pasti adalah besarnya skala bencana ini.

Berbagai kisah para penyintas pun berlahiran. Misalnya seperti disampaikan Mohammed Miftah. Ia memperkirakan keluarganya termasuk di antara para korban yang belum ditemukan.

Ketika dia pergi mencari saudara perempuannya dan suaminya di rumah mereka setelah banjir, rumah itu telah hanyut.

Dia tidak mendengar kabar dari mereka sejak saat itu. Dia menunjukkan video saat air bah naik. Air berwarna cokelat mengalir masuk melalui pintu depan rumahnya.

Sebuah mobil terbawa arus dan terjepit di ruang terbuka, menghalangi jalan.
“Saya melihat mobil-mobil turun dan saya keluar sambil berlari,” kenangnya.

“Saya pikir itu saja, saya akan mati. Kami bisa melihat tetangga kami melambaikan senter. Hanya dalam beberapa saat, lampu padam, dan mereka menghilang.

“Itu adalah hal yang paling sulit,” pungkasnya.

Exit mobile version