INDONESIAONLINE – Media sosial platform X ramai dengan perbincangan mengenai suhu panas yang melanda Indonesia pada awal Mei 2024. Bermula dari cuitan akun X @/zakiberkata yang menunjukkan dua foto, satu menunjukkan suhu panas di Pulau Jawa dan satu foto menunjukkan suhu panas di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam unggahan tersebut, pengunggah menyebutkan bahwa beberapa wilayah di Indonesia mengalami suhu panas yang ditunjukkan dengan warna merah marun, seperti di utara Pulau Jawa, bagian tengah Sumatera, dan selatan Kalimantan.

“Gambaran umum suhu siang ini (1/5/2024). Indikator warna di bar ke kanan menunjukkan suhu panas,” bunyi keterangan dalam unggahan.

Banyak netizen yang menduga bahwa Pulau Jawa tengah dilanda gelombang panas (heatwave). Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda melalui akun Instagram resminya meluruskan informasi tersebut.

Baca Juga  Seleb Seksi Medan Lagi Trending, Media Sosial Menantu dan Anak Jokowi Digeruduk Netizen

BMKG menjelaskan bahwa fenomena panas yang terjadi di Indonesia tidak termasuk ke dalam kategori gelombang panas. Hal ini dikarenakan tidak memenuhi beberapa kondisi, yaitu durasi gelombang panas umumnya berlangsung minimal 5 hari berturut-turut dan suhu maksimum harian harus melebihi ambang batas statistik, minimal 5 derajat Celcius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum.

“Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikategorikan sebagai gelombang panas,” jelas @infobmkgjuanda, dilansir Kamis (2/5/2024).

Lanjut keterangan BMKG, gelombang panas umumnya terjadi di wilayah lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan Bumi Bagian Utara maupun di belahan Bumi Bagian Selatan. Wilayah ini memiliki massa daratan yang luas, seperti wilayah kontinental atau sub-kontinental.

Baca Juga  Bupati Gresik Ajak ASN dan Masyarakat Berkontribusi Membangun Negara Lewat PPS

Sedangkan fenomena panas yang terjadi di Indonesia saat ini disebabkan oleh gerak semu matahari, sebuah siklus yang biasa terjadi setiap tahun. Hal ini menyebabkan potensi suhu panas seperti ini berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

“Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya,” jelasnya.

Kondisi Indonesia saat ini berada di masa Pancaroba dan beberapa wilayah telah memasuki musim kemarau. Hal ini menyebabkan tutupan awan berkurang, sehingga sinar matahari langsung mengenai permukaan bumi secara maksimal (bn/dnv)