INDONESIAONLINE – Perubahan di tubuh birokrasi sering berjalan senyap, namun dampaknya pelan-pelan terasa. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Timur membuka proses itu ke ruang publik melalui bedah buku Transformasi Manajemen ASN. Buku ini merekam perjalanan pembaruan tata kelola aparatur menuju sistem yang lebih digital, adaptif, dan berorientasi pada pelayanan.
Bedah buku tersebut digelar dalam forum “Rapat Evaluasi Manajemen Kepegawaian Tahun 2025” di Hotel Ijen Suite, Malang, Senin (22/10/2025). Acara ini menghadirkan akademisi Universitas Airlangga sekaligus tim penulis, Dr. Suko Widodo M.Si, yang memaparkan alasan di balik penulisan buku setebal 179 halaman tersebut.
Birokrasi yang Bercerita, Bukan Sekadar Regulasi
Suko Widodo mengungkapkan bahwa buku ini lahir dari kegelisahannya melihat kritik keras publik terhadap pengelolaan SDM pemerintah. Namun, di BKD Jatim, ia menemukan pola yang berbeda.
“Di tengah kritik, ada praktik baik yang jarang dibicarakan. Saya melihat BKD punya cara baru. Kami tidak menjejalkan regulasi kering, melainkan menggunakan pendekatan storytelling dengan gaya milenial,” ujar Suko.
Menurut Suko, riset dan pendalaman materi memakan waktu hampir enam bulan. Tantangannya bukan pada angka, melainkan bagaimana membedah pola pikir dan strategi pengelolaan ASN yang kini lebih dinamis. Ia menekankan bahwa institusi birokrasi saat ini sudah “bermilenial,” sehingga cara penyampaiannya pun harus adaptif.
Dominasi Milenial dan Inovasi Digital
Data internal menunjukkan urgensi perubahan ini: sebanyak 51 persen ASN di lingkungan Pemprov Jatim merupakan generasi milenial. Hal ini ditegaskan oleh Hasyim Ashari, Kepala Bidang Perencanaan Pengadaan, Pengolahan Data, dan Sistem Informasi BKD Jatim.
“Konsekuensinya, komunikasi konvensional tidak lagi relevan. Kami membangun tata kelola berbasis IT dengan prinsip ‘orang ketemu sistem, bukan orang ketemu orang’,” jelas Hasyim.
Langkah konkretnya terlihat dari lahirnya inovasi seperti Rumah ASN dan BST AI (kecerdasan buatan) untuk menyederhanakan layanan kepegawaian. Inovasi-inovasi inilah yang didokumentasikan dalam buku tersebut sebagai bentuk transparansi proses, bukan sekadar pamer hasil.
Capaian Melampaui Target
Senada dengan hal itu, praktisi media sosial Wida Subianto menilai buku ini memiliki nilai berita tinggi karena memotret transformasi secara utuh. Ia menyoroti keberhasilan BKD Jatim dalam mengelola komunikasi publik hingga meraih rekor MURI dan penghargaan media sosial terbaik dari Kominfo Jatim.
“Ini bukan buku pamer prestasi, tapi potret pergeseran wajah birokrasi dari kaku menjadi relevan. Capaian kinerja organisasi yang menembus 116 persen adalah bukti nyata bahwa manajemen ASN berbasis digital berdampak langsung pada produktivitas,” kata Wida.
Buku Transformasi Manajemen ASN diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi pengelola kepegawaian di daerah lain. Meski dicetak terbatas, pesan utamanya sangat kuat: reformasi birokrasi adalah keberanian mempertemukan regulasi dengan teknologi untuk memudahkan, bukan mempersulit.


