INDONESIAONLINE – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) merilis data kerusakan masif infrastruktur akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hingga tanggal 10 Desember 2025, tercatat sebanyak 1.355 titik kerusakan yang memerlukan penanganan darurat dan rekonstruksi.
Menteri PU Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa kerusakan tersebut mencakup berbagai jenis infrastruktur, mulai dari jalan nasional yang terputus, jembatan yang ambrol, tanggul jebol, hingga longsor yang memblokir akses.
“Kerusakan pada sektor bina marga tercatat signifikan. Ini meliputi 76 ruas jalan nasional sepanjang 2.058 km dan 31 jembatan nasional dengan total panjang 2.537 meter. Selain itu, ada 108 ruas jalan daerah dan 49 jembatan daerah yang ikut terdampak,” jelas Dody dalam keterangan tertulis pada Jumat (12/12/2025).
Dampak pada Tol dan Sumber Daya Air
Sebanyak enam ruas jalan tol juga dilaporkan mengalami dampak akibat cuaca ekstrem. Ruas-ruas tersebut meliputi Sigli-Banda Aceh, Binjai-P. Brandan, Medan-Kualanamu-Tebingtinggi, Belawan-Medan-Tj Morowa, Medan-Binjai, dan Padang-Sicincin.
“Saat ini, seluruh ruas tol yang terdampak sudah kembali beroperasi secara normal, kecuali satu ruas, yaitu Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi yang masih dalam pemulihan,” imbuhnya.
Di sektor sumber daya air, Kementerian PU mengidentifikasi kerusakan pada 127 sungai, 13 bendung, 4 jaringan irigasi, 1 tanggul, 3 checkdam, 2 dermaga jetty, dan 11 fasilitas air baku. Luas daerah irigasi yang menjadi kewenangan nasional yang rusak diperkirakan mencapai lebih dari 3.000 hektare.
Fasilitas Publik Rusak Parah
Kerusakan juga meluas ke sektor cipta karya dan prasarana dasar masyarakat. Dody mencatat, terdapat 85 sistem penyediaan air minum (SPAM) dan instalasi pengolahan air (IPA) serta 143 lokasi infrastruktur berbasis masyarakat yang terganggu.
“Cukup banyak fasilitas dasar masyarakat yang terdampak. Oleh karena itu, percepatan penanganan darurat menjadi prioritas utama kami,” tegas Dody.
Data kerusakan pada infrastruktur prasarana strategis lainnya juga mencengangkan, meliputi:
- 973 sekolah
- 562 madrasah
- 212 pondok pesantren
- 308 fasilitas kesehatan
- 360 rumah ibadah
- 53 pasar, dan
- 29 kantor
Anggaran Pemulihan
Untuk memulihkan kerusakan di ketiga provinsi tersebut, Kementerian PU memperkirakan total kebutuhan anggaran mencapai Rp 51,82 triliun. Angka ini dibagi menjadi Rp 2,72 triliun untuk fase tanggap darurat dan Rp 49,10 triliun untuk tahap rehabilitasi dan rekonstruksi jangka panjang.
Menteri PU Dody Hanggodo menekankan pentingnya sinergi dalam pemulihan. “Kementerian PU akan terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait, karena pemulihan pasca-bencana tidak bisa dikerjakan sendirian. Sinergi dibutuhkan untuk memastikan masyarakat segera mendapatkan kembali akses layanan dasar dan mobilitas yang aman,” tutupnya. (rds/hel)













