INDONESIAONLINE – Kandang ayam milik Sugiyanto (61) di Lingkungan Sumberwungu, Kelurahan/Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, luluh lantak terbakar pada Sabtu (20/4/2024) dini hari. Lebih dari 3.000 ekor ayam, usianya baru empat hari, ikut menjadi korban terpanggang.

Akibat musibah ini, kerugian materiil yang dialami korban diperkirakan mencapai  Rp130 juta.

Peristiwa tragis ini pertama  diketahui oleh tetangga korban, Susiati, sekitar pukul 00.30 WIB. Dia dengan panik memberi tahu Sugiyanto setelah melihat kobaran api membesar di kandang ayam yang berada di belakang rumah korban.

“Saya melihat api sudah besar. Saya langsung memberi tahu Pak Sugiyanto tentang kebakaran itu,” ujar Susiati.

Sugiyanto segera merespons panggilan darurat dari tetangganya itu dan bergegas menuju kandang ayamnya yang sudah hampir hangus terbakar. Dia juga segera menghubungi putrinya, Afida Isroul Bagus, untuk meminta bantuan dalam upaya memadamkan api yang makin menjalar.

Baca Juga  Tol Cisumdawu Mulai Berbayar, Yuk Cek List Harganya

“Bersama anak saya, kami mencoba memadamkan api dengan menggunakan diesel pompa air. Tetapi upaya kami sia-sia karena kobaran api semakin membesar,” kata Sugiyanto.

Petugas pemadam kebakaran dari Kabupaten Blitar segera diturunkan ke lokasi untuk menangani kebakaran tersebut. Tedi Prasojo, salah seorang petugas pemadam kebakaran, menjelaskan bahwa api dengan cepat meluas karena bangunan kandang terbuat dari bahan yang mudah terbakar.

“Kandang yang terbakar memiliki ukuran 8 meter x 21 meter dan terbuat dari kayu, bambu, serta dilapisi plastik dengan alas sekam,” ungkap Tedi seraya menambahkan bahwa di dalam kandang terdapat empat kompor pemanas dan empat tabung gas elpiji 3 kilogram.

Menurut Tedi, dugaan sementara penyebab kebakaran adalah dari salah satu kompor elpiji yang digunakan untuk mengatur suhu di dalam kandang ayam.

Baca Juga  Santri yang Dikeroyok Santri karena Tuduhan Mencuri di Blitar Akhirnya Meninggal

“Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, tetapi kerugian materiilnya cukup signifikan. Kami perkirakan kerugian mencapai Rp130 juta, termasuk nilai 3.000 ekor ayam yang mati,” jelas Tedi.

Sugiyanto, sambil menatap reruntuhan kandang yang masih membara, berharap agar kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi dirinya dan peternak lainnya untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran di kandang ayam mereka. (ar/hel)