Beranda

Rumah Tangga Bahagia, Ini Tiga Kuncinya

Rumah Tangga Bahagia, Ini Tiga Kuncinya

INDONESIAONLINE – Rumah tangga yang bahagia, damai, tenteram, dan penuh kasih sayang pasti menjadi dambaan setiap suami istri. Apalagi,  sejatinya pernikahan adalah bertemunya dua insan berbeda yang berkomitmen untuk hidup bersama membangun rumah tangga.

Perbedaan antara suami dan istri bukan menjadi penghambat terwujudnya kedamaian membangun keluarga sakinah mawadah warahmah. Namun perbedaan itu justru menjadi alasan untuk semakin bahagianya di antara keduanya.

Berikut ini kunci untuk mewujudkan keluarga bahagia sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam, melansir akun Instagram @nuonline_id.

Qonaah atau Menerima

Pertama sifat yang harus dimiliki oleh suami dan istri adalah qonaah atau menerima. Suami-istri, laki-laki dan perempuan dijodohkan karena memang adanya perbedaan masing-masing.

“Allah tidak pernah meleset mempertemukan setiap pasangan sehingga masing-masing harus sadar kelebihan dan kekurangan itu yang akan menyempurnakan hidup mereka,” kata Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung KH Munawir.

Terkait dengan kelebihan dan kekurangan, Allah menciptakan setiap insan dengan fisik yang berbeda-beda. Kelanggengan rumah tangga bukan karena faktor fisik. Pasalnya, banyak yang berparas cantik dan tampan namun tidak bisa mempertahankan kebahagiaan rumah tangganya.

“Banyak artis yang ganteng dan cantik, dengan mahar miliaran rupiah, namun pernikahannya hanya berumur hitungan hari. Sebaliknya yang secara fisik tidak ganteng atau cantik, hanya bermaharkan bacaan Fatihah, mereka bisa langgeng,” ungkap dia.

Terlebih saat ini angka perceraian tinggi karena masing-masing pasangan tidak mau menerima kekurangan pasangannya seperti dalam hal ekonomi atau penghasilan. Ini sangat memprihatinkan.

Menutupi Kekurangan

Kunci kebahagiaan yang kedua, menurut KH Munawir, adalah bisa saling menutupi kekurangan pasangannya. Setiap pasangan tidak boleh mengumbar kekurangan pasangan dan membeberkan permasalahan keluarga kepada orang lain. Permasalahan tersebut seharusnya diselesaikan secara intern dan tidak membuat lebih runyam situasinya.

“Jangan sedikit-sedikit ada masalah dengan suami atau istri, langsung ditunjuk-tunjukkan kepada orang lain. Apalagi di era medsos saat ini yang dengan mudah curhat di medsos atau grup WA. Bisa tambah kerok masalahnya,” kata dia.

Jaga Komunikasi

Selanjutnya, menjaga komunikasi yang baik dengan pasangan menjadi kunci kebahagiaan dalam berumah tangga. Seharusnya apa pun masalah yang ada ataupun keinginan yang dimiliki masing-masing pasangan mampu dikomunikasikan dengan baik.

“Keluar rumah pun, suami atau istri harus tahu ke mana. Jangan nylonong saja sehingga akan memunculkan kesalahpahaman,” ungkap dia.

Jika tiga hal ini bisa dilakukan oleh pasangan suami-istri,  KH Munawir optimistis suasana dalam rumah tangga akan nyaman dan penuh dengan keberkahan. Bukan hanya bagi keduanya, situasi yang damai juga akan memengaruhi jiwa anak dan keturunan-keturunannya.

“Kalau keluarganya damai, anak pun akan damai. Tapi kalau keluarganya ribut saja, maka bibit keributan pun akan tertanam pada anaknya. Sehingga akan menjadi jiwa yang suka ribut, baik dalam keluarga maupun lingkungan dan masyarakat,” pungkas KH Munawir. (bin/hel)

Exit mobile version