800 Peserta Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilarikan ke RS karena Cuaca Ekstrem

800 Peserta Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilarikan ke RS karena Cuaca Ekstrem

INDONESIAONLINE – Jambore Pramuka Dumia Ke-25  berlangsung mulai 1 hingga 12 Agustus 2023, di SaeManGeum, Jeollabuk-do, Korea Selatan. Menjadi tuan rumah yang kedua, acara tersebut  dihadiri 43 ribu peserta pramuka dari seluruh dunia.

Namun melansir Naver, acara tersebut diduga mengalami banyak masalah. Terutama panitia yang kurang sigap dalam menghadapi cuaca panas ekstrem yang tengah terjadi di Korea Selatan.

Paling anyar dikabarkan pada Rabu (2/8/2023) lebih dari 800 peserta pramuka dilarikan ke rumah sakit karena cuaca panas ekstrem. Bahkan pada Rabu (2/8/2023) malam acara sempat dihentikan.

Peserta jambore pramuka dunia di bawah tenda dengan cuaca ekstrem. (Foto: Twitter)

Peserta jambore pramuka dunia di bawah tenda dengan cuaca ekstrem. (Foto: Twitter)

Sebanyak 15 ambulans dikerahkan karena banyak peserta pingsan kepanasan dalam acara tersebut. Namun, petugas ambulans dan damkar tidak bisa masuk untuk menolong para korban yang terjebak di antara lautan manusia yang sedang menyaksikan performance.

Meski cuaca ektrem panas tengah terjadi, namun disebutkan jika panitia tidak memberikan kipas angin atau AC. Para pengunjung mengeluhkan bahwa acara di bawah terik suhu hingga 35 derajat celcius ini tidak memiliki fasilitas yang memadai.

Puluhan anggota pramuka ditempatkan pada tenda yang sama, kamar mandi juga sulit untuk dijangkau. Selain itu, tenda-tenda didirikan di atas genangan banjir (minggu lalu Korea Selatan banjir). Sehingga tenda menjadi tempat Sauna.

Kondisi toilet juga disebut tidak layak menampung sekitar 43 ribu peserta jambore dari seluruh dunia. (Foto: Twitter)

Kondisi toilet juga disebut tidak layak menampung sekitar 43 ribu peserta jambore dari seluruh dunia. (Foto: Twitter)

Udara lembap dari air yang tergenang kemudian cuaca sangat terik, sehingga banyak dari peserta pramuka yang memilih menginap di hotel-hotel Seoul karena kondisi tidak layak.

Tempat memasang tenda juga penuh genangan air usai banjir seminggu lalu di Korsel. (Foto: Twitter)

Tempat memasang tenda juga penuh genangan air usai banjir seminggu lalu di Korsel. (Foto: Twitter)

Tidak hanya soal kondisi yang tidak layak, banyak peserta yang juga komplain bahwa makanan yang disediakan panitia tidak layak. Ada beberapa testimoni seperti telor rebusnya sudah busuk. Dan perlengkapan masak yang diberikan untuk memasak bahan mentah juga sangat minim.

Keluhan konsumsi tak layak karena telur busuk. (Foto: Twitter)

Keluhan konsumsi tak layak karena telur busuk. (Foto: Twitter)

Banyak yang protes karena acara ini menelan biaya 100 Milliar Won (1.1 Trilliun Rupiah) dan persiapannya sudah dari 6 tahun yang lalu. Yang mengkhawatirkan juga kondisi keluhan ini datang dari setengah dari peserta Jambore yang datang atau masih 20 ribu orang. Padahal rencananya ada 43 ribu orang.

Padahal jambore pramuka di dunia yang tuan rumahnya di Korsel ini, digadang-gadang sebagai Jambore terbesar di Asia. Yakni dengan 43 ribu peserta, 8.84km area untuk Jambore, dan 25 ribu tenda untuk peserta.

Acara ini dibuka sejak Selasa (1/8/2023) dan dihadiri oleh Presiden Korea Yoon Seokyeol serta ibu negara. Sejak dibuka, 250 personil (199 pemadam kebakaran, 40 polisi, 10 lainnya) dikerahkan oleh pemerintah wilayah Jeonbuk.

Acara performance Rabu (2/8/2023), bagian kedua yang seharusnya diadakan setelah acara pembukaan ditunda, karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Bahkan ada anggota pramuka dari Inggris dan Australia bertengkar karena berebutan lokasi mendirikan tenda. Disebutkan jika alokasi tenda yang diberikan oleh pihak panitia ternyata berlumpur bekas banjir, sehingga mereka bertengkar sampe adu jotos untuk berebut tenda di tempat kering.

Banyak pihak mempertanyakan kenapa acara yang diadakan 10 hari lamanya ini tidak berganti lokasi. Terutama karena cuaca panas sekitar 35 derajat, tidak adanya pepohonan atau natural shade, belum lagi kontur tanah lapang yang sangat mudah tergenang banjir saat hujan deras.

Termasuk Indonesia, setidaknya 1.579 anggota kontingen Pramuka Indonesia juga turut meramaikan Jambore Dunia ke-25 di SaeManGeum. Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari Kementerian Luar Negeri soal kondisi peserta dari kontingen Pramuka Indonesia. (bin/hel)