*dd nana veno
-1
Udara: ruang meraungkan rindu bisuku
Aku: batu yang diasuh waktu
yang luruh dalam sengal nafasmu.
Udara dan aku dan waktu saling menakar
Rindu yang mungkin bukan ihwalmu lagi
rindu yang kau suling
dalam gerimis sore tadi.
“Cukuplah kau lelaki menakar luka rindu padaku.
Aku letih menikahi udara yang jauh
waktu menjelma jarak
yang tak tertaklukkan itu.”
Cahaya berpinak, ruah melimpah di mataku
Aku sempurna jelma almanak
yang kehilangan angka di matamu.
-2
Almanak: parade angka kabur yang mengubur.
Cinta: Sayatan yang degupnya sampai ke ngilu sampai ke ubun-ubun waktu.
Waktu: Jeruji rindu yang kehilangan matanya,
Aku.
*Penikmat kopi pahit dan tukang wingko