Politikus Gerindra Bicara Soal Pencalonan Kiai Abdul Hamid di Pilkada Bondowoso

Politikus Gerindra Bicara Soal Pencalonan Kiai Abdul Hamid di Pilkada Bondowoso

INDONESIAONLINE – Politikus di lingkaran Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid angkat bicara menyikapi tanggapan pengamat soal majunya Kiai Abdul Hamid di Pemilhan Kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso.

Hambali, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Situbondo menilai tudingan pengamat bahwa majunya KH Abdul Hamid di Pilkada Stubondo maupun Bondowoso hanyalah strategi politik untuk mengusung orang lain, tidaklah tepat. Sebab, menurutnya, KH Abdu Hamid hampir dapat dipastikan bakal maju pada Pilkada 2024 ini.

“Kayaknya kalau di kabupaten Situbondo tidak, kemungkinan besar tidak akan, namun jika KH Abdul Hamid Wahid mencalonkan sebagai Bupati di Kabupaten Bondowoso itu lebih pasti, insyallah diusung oleh partai PKB,” kata Hambali yang juga menjabat sebagai wakil rektor Universitas Nurul Jadid ini saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Hambali mengungkapkan jika hingga saat ini belum ada pembicaraan terkait siapa dan apakah KH Abdul Hamid Wahid yang juga Rektor Universitas Nurul Jadid ini akan mengusungkan orang lain untuk maju di Pilkada Situbondo. “Belum ada pembicaraan ke arah sana karena kita masih melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu itu di Situbondo, tapi kalau di Bondowoso lebih pasti insyallah,” ungkapnya.

Majunya KH Abdul Hamid Wahid sebagai Calon Bupati di kabupaten Bondowoso, sepemahaman Hambali, apa yang dilakukan KH Abdul Hamid adalah murni untuk ikut serta berkiprah untuk kepentingan masyarakat.

“Kalau bahasa yang dibangun maju untuk menakut-nakuti itu tidak ada, prinsip beliau (red- KH Abdul Hamid Wahid) itu kan sebenarnya, Kita datang tidak sekadar hadir, tetapi bagaimana kita hadir bisa memberi manfaat,” jelasnya.

Jika sebelumnya berbicara sebagai ketua DPC Partai Gerindra, Hambali mengatakan sebagai seorang santri Nurul Jadid dirinya memaparkan bahwa jika KH. Abdul Hamid adalah seorang pemimpin yg memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni, apabila KH. Abdul Hamid maju sebagai calon bupati dan jadi bupati InsyaAllah tidak akan merusak tatanan sistem pesantren yg sudah dibangun dengan baik oleh beliau sebagai Kepala Pondok Pesantren.

“Beliau sudah membangun sistem dan manajemen yang baik di Pesantren Nurul Jadid. Sehingga, jika pun beliau maju sebagai calon Bupati, tidak akan terlalu berpengaruh pada tatanan manajemen yang sudah dibangunnya selama ini di sana.” Pungkasnya.

Untuk diketahui, santernya isu majunya pengasuh pondok pesantren (ponpes) Nurul Jadid Paiton Probolinggo, KH Abdul Hamid Wahid sebagai calon Bupati di dua kabupaten, yaitu kabupaten Situbondo dan Bondowoso menjadi perbincangan hangat baik di kalangan pengamat maupun masyarakat umum.

Salah satu pengamat kebijakan publik dan juga mantan aktivis di Kabupaten Situbondo, Amirul Mustafa mengatakan spektrum politik di kabupaten Situbondo, Probolinggo dan Bondowoso adalah berbasis masa kultur atau pondok pesantren.

“Kemunculan Salah satu pengurus atau pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid bagi saya adalah sebuah siasah atau strategi dalam politik. Bisa jadi beliau sebenarnya ingin mengukuhkan atau menjadi simbol politik kultural,” jelas pria yang akrab di sapa Amir itu, Kamis (18/4/2024).

Amir menilai munculnya KH Abdul Hamid Wahid pada kontestasi politik pemilihan kepala daerah atau Pilkada di kabupaten Situbondo dan Bondowoso hanyalah sebagai strategi konvensional.

“Saya menilai munculnya beliau (red- KH Abdul Hamid Wahid) pada kancah perpolitikan di Situbondo dan dua kabupaten lain bisa jadi bukan beliaunya yang maju sebagai Calon Bupati namun adalah strategi beliau untuk mengusung orang lain sebagai calon yang akan didukung kekuatan kultural nantinya. Namun juga tidak menutup kemungkinan beliau tetap maju sebagai calon dengan cara menabrak pakem,” ujarnya. (wis/yak)