INDONESIAONLINE – Perseteruan antara warga Mulyorejo dengan SMP Petra Surabaya belakangan ini menjadi viral di media sosial. Konflik ini bermula dari penolakan pihak sekolah untuk membayar iuran jalan sebesar Rp140 juta per bulan yang diminta oleh RW setempat.
Pihak RW berdalih bahwa kenaikan iuran ini diperlukan untuk membayar para petugas keamanan di perumahan tersebut. Awalnya, pihak sekolah diminta untuk membayar iuran sebesar Rp25 juta per bulan, namun kemudian dinaikkan menjadi Rp35 juta per bulan untuk setiap RW, sehingga totalnya menjadi Rp140 juta.
Ketegangan ini memuncak ketika warga menutup akses jalan menuju SMP Petra Surabaya sebagai bentuk protes. Warga juga mengeluhkan kemacetan yang disebabkan oleh aktivitas sekolah, meskipun pihak sekolah menyatakan bahwa kemacetan tersebut bukanlah alasan utama untuk menaikkan iuran.
Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, yang turun tangan dalam mediasi, menemukan bahwa pengelolaan iuran oleh warga masih memiliki sisa dana yang cukup besar. Armuji menyerahkan keputusan untuk melanjutkan kasus ini ke kepolisian kepada pihak sekolah.
Perseteruan ini pun menuai beragam komentar dari netizen, dengan banyak yang menyoroti nominal iuran yang diminta oleh warga untuk sekolah swasta tersebut.
“Masyarakat udah gila. Pemerintah aja bebasin pajak buat yayasan pendidikan. Ini malah pungli,” tulis akun @robby_kar****.
“Iuran 140jt/bulan dipake buat apa? patungan bayar IKN?,” tanya akun @L_meig****.
Perseteruan ini menjadi contoh nyata bagaimana konflik kepentingan bisa muncul di lingkungan masyarakat, dan perlunya dialog terbuka dan solusi yang adil untuk menyelesaikannya (ina/dnv).