BUMDesma Bululawang Mandiri Kenalkan Wood Pellet, Bahan Bakar Alternatif Ramah Lingkungan

BUMDesma Bululawang Mandiri Kenalkan Wood Pellet, Bahan Bakar Alternatif Ramah Lingkungan
Direktur BUMDesma Bululawang Mandiri LKD sekaligus produsen wood pellet Firman Ferdiansyah saat mengenalkan produk wood pellet sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar batu bara dan minyak bumi (io)

INDONESIAONLINE – Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) Bululawang Mandiri Lembaga Keuangan Desa (LKD) memperkenalkan wood pellet sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan hemat biaya. Produk ini diharapkan dapat menjadi solusi atas ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi.

Direktur BUMDesma Bululawang Mandiri LKD, Firman Ferdiansyah, menjelaskan bahwa wood pellet merupakan bahan bakar terbarukan yang dibuat dari limbah kayu, tanaman, atau kotoran hewan. Wood pellet buatan BUMDesma memiliki nilai kalori sebesar 3.500 kkal, setara dengan bahan bakar fosil sehingga efektif mengurangi emisi karbon monoksida.

“Dengan efisiensi konsumsi sebesar 30 persen dan ramah lingkungan, wood pellet mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan meningkatkan daya saing perekonomian,” ujar Firman.

Keunggulan lain dari wood pellet adalah multifungsi. Selain sebagai bahan bakar alternatif, produk ini juga dapat digunakan untuk alas hewan ternak, penghangat ruangan, bahan baku pembangkit listrik tenaga uap, industri peternakan, dan kompor penggorengan di industri makanan.

Harga wood pellet juga terjangkau, yaitu Rp1.700 per kilogram. “Satu kilogram wood pellet harganya cuma Rp1.700 dan itu bisa menyala dengan api besar sampai sekitar dua jam. Jadi kalau untuk pelaku industri akan sangat hemat,” jelas Firman.

Meskipun memiliki banyak manfaat dan harga yang terjangkau, peminat wood pellet di Kabupaten Malang masih minim. Ironisnya, permintaan justru datang dari Korea Selatan yang mencapai 400 ribu ton per bulan.

Saat ini, BUMDesma Bululawang Mandiri LKD baru mampu memproduksi 36 ribu ton wood pellet per bulan. Untuk memenuhi permintaan pasar, Firman harus membeli limbah kayu dari berbagai tempat.

Melihat besarnya potensi wood pellet, Firman aktif mensosialisasikan produk ini dan mengajak BUMDesa atau BUMDesma lain untuk mengolah limbah kayu menjadi produk yang bernilai ekonomis. Diharapkan, upaya ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Malang (to/dnv).