INDONESIAONLINE – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menegaskan komitmennya terhadap kesetaraan gender melalui penyelenggaraan The International Conference on Engineering, Technology, and Social Sciences (ICONETOS) ke-empat.
Konferensi yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), LP2M UIN Maliki Malang, baru-baru ini menghadirkan para pakar dan aktivis gender dari dalam dan luar negeri untuk membahas isu krusial ini.
Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Umi Sumbulah, M.Ag, menekankan pentingnya gerakan kesetaraan gender yang terarah dan berdampak nyata bagi kemajuan Indonesia.
“Dengan ini, segala bentuk diskriminatif terhadap perempuan dan anak dapat diakhiri,” tegas Prof. Umi.
Ia menjelaskan bahwa realisasi penghapusan diskriminasi terhadap perempuan mencakup berbagai aspek, termasuk pengakuan dan apresiasi terhadap pekerjaan rumah tangga yang selama ini seringkali tak terbayar. Prof. Umi juga menekankan pentingnya partisipasi perempuan dalam semua lini pembangunan.
Lebih lanjut, Prof. Umi menghubungkan isu kesetaraan gender dengan ajaran Islam, yang menurutnya sejalan dengan prinsip kesetaraan dan keadilan. “Tidak ada diskriminasi, utamanya dalam pemerolehan pendidikan bagi kaum perempuan. Yang membedakan manusia hanya ketakwaan dan amal baiknya,” ujarnya.
Pendidikan, menurutnya, menjadi jalan efektif untuk mempromosikan kesetaraan gender. Pendapat ini diamini oleh Ketua LP2M UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd. Ia menekankan pentingnya sumber daya manusia Indonesia yang memiliki prinsip kuat anti-diskriminasi.
Pemerintah, lanjut Prof. Agus, telah menunjukkan komitmennya melalui berbagai bentuk dukungan, mulai dari beasiswa hingga regulasi yang pro-kesetaraan gender, seperti kuota penerima beasiswa KIP di perguruan tinggi.
“Sehingga, korelasi pendidikan dan ekonomi bukan menjadi sebuah hal yang utama. Sekarang tergantung motivasi individu,” tegas Prof. Agus.
ICONETOS 2024 menghadirkan pembicara terkemuka, antara lain One Widyawati (Kabid Kesetaraan Gender, DP3AK Jawa Timur), Sukesi Rahayu (ISI Surakarta), Saira Kazmi (Quaid-i Azam University, Pakistan), Noornajihan Jafar (Universiti Sains Islam Malaya), Listia (Pappyruz Yogyakarta), dan Hosniah Salaeh (Fatony University, Thailand). Kehadiran para pembicara internasional ini menunjukkan bahwa isu kesetaraan gender merupakan perhatian global yang memerlukan kolaborasi lintas negara. Melalui konferensi ini, UIN Maliki Malang berharap dapat berkontribusi pada upaya mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan setara (as/dnv).