Mencuat Isu Gus Miftah Bukan Anak Kiai, PBNU Beri Tanggapan

Mencuat Isu Gus Miftah Bukan Anak Kiai, PBNU Beri Tanggapan
Momen Gus Miftah temui penjual es bernama Sunhaji di rumahnya dan minta maaf soal ucapannya saat pengajian di Magelang. (@magelang_raya)

INDONESIAONLINE – Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah sudah menemui dan minta maaf kepada penjual es bernama Sunhaji yang dioloknya dalam pengajian di Magelang. Sunhaji pun membalas silaturahmi Gus Miftah dengan mendatangi Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Jogjakarta, milik Gus Miftah.

Akibat ucapan tak pantasnya terhadap Sunhaji, Gus Miftah -yang juga menjabat sebagai utusan presiden presiden bidang kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan- sudah ditegur Presiden Prabowo Subianto melalui Seskab Mayor Teddy Indra Wijaya.

Karena kontroversi itulah, warganet sampai menyebut Miftah Maulana bukan gus atau anak kiai, namun hanya seorang mantan marbot masjid dan berasal dari Lampung. Miftah Maulana juga disebut pernah kuliah di UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta tapi tidak lulus.

Namun, soal polemik Miftah Maulana anak kiai atau bukan, Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) memberikan tanggapan. Menurut Gus Fahrur, Miftah Maulana memang keturunan ulama besar dari Ponorogo dan layak menyandang gelar gus. Tak hanya itu. Miftah juga mempunyai pondok pesantren bernama Ora Aji yang berada di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Jogjakarta.

Gus Fahrur menyebut Miftah Maulana keturunan ulama besar Syaikh Hasan Besari Ponorogo dan mengelola pesantren di Jogjakarta. “Saya kenal dan pernah ke pesantrennya,” ujar Gus Fahrur, yang juga ketua Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI).

Gus Fahrur pun meminta masyarakat agar tidak semakin terprovokasi. Ia lantas mengajak untuk mengambil hikmah dari insiden tersebut.

“Saya berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi. Kita ambil hikmahnya saja bahwa penjual es tersebut ternyata malah mendapat banyak rezeki, simpati, dan apresiasi masyarakat luas,” ungkap Gus Fahrur.

Apalagi Gus Miftah sudah bersikap ksatria dengan meminta maaf kepada Sunhaji, si penjual es, dan masyarakat. “Sebaiknya disudahi polemik ini. Harap dimaklumi dan setiap orang bisa saja berbuat khilaf,” tandas Gus Fahrur.