INDONESIAONLINE – Memilih jurusan kuliah adalah momen krusial dalam kehidupan seseorang. Pasalnya, hal itu jadi sebuah keputusan yang berdampak besar pada lintasan karier dan kebahagiaan jangka panjang.
Namun, kenyataannya, jalan menuju kesuksesan seringkali jauh lebih rumit daripada yang dibayangkan. Survei terbaru dari ZipRecruiter mengungkap fakta mengejutkan. 44% lulusan sarjana di Amerika Serikat menyesali pilihan jurusan mereka.
Angka ini mengungkap sebuah realitas yang perlu dikaji lebih dalam, melampaui mitos dan ekspektasi yang seringkali menyelimuti dunia pendidikan tinggi.
Survei tersebut mengungkap perbedaan signifikan antara tingkat kepuasan di berbagai jurusan. Ilmu Komputer & Informasi, Kriminologi, dan Teknik muncul sebagai juara dengan lebih dari 70% lulusannya menyatakan kepuasan dan akan memilih jurusan yang sama jika diberi kesempatan kedua. Keberhasilan jurusan-jurusan ini tidak lepas dari prospek kerja yang menjanjikan dan gaji yang kompetitif.
Sinem Buber, ekonom di ZipRecruiter, menekankan peran penting prospek kerja dalam menentukan kepuasan lulusan. Lulusan ilmu komputer, misalnya, sangat diminati di berbagai sektor, mendapatkan gaji rata-rata hampir $100.000 per tahun.
Jurusan lain seperti Keperawatan, Kesehatan, Administrasi Bisnis, dan Keuangan juga menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi, sejalan dengan stabilitas karier dan pendapatan yang menarik.
Namun, di sisi lain terdapat jurusan-jurusan yang mengalami tingkat penyesalan yang sangat tinggi. Jurnalisme menduduki peringkat teratas dengan 87% lulusannya menyatakan penyesalan.
Sosiologi, Seni Liberal, dan Ilmu Komunikasi ikut menempati posisi teratas dalam daftar jurusan yang menimbulkan penyesalan. Faktor utama yang mendorong penyesalan ini adalah prospek kerja yang terbatas dan gaji yang relatif rendah.
Persaingan yang ketat di bidang-bidang ini seringkali mengakibatkan kesulitan bagi lulusan untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan harapan gaji mereka.
Hubungan antara kepuasan dan penghasilan juga sangat signifikan. Survei menunjukkan bahwa lulusan dengan gaji tinggi cenderung lebih puas dengan pilihan jurusan mereka. Sebagai contoh, lulusan komunikasi yang puas dengan kariernya menghasilkan rata-rata 1,6 kali lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak puas.
Perbedaan yang lebih dramatis terlihat pada bidang manajemen pemasaran dan penelitian, dimana gaji lulusan yang puas bisa mencapai tiga kali lipat daripada mereka yang menyesal.
Data ini mengungkap sebuah kenyataan yang rumit: kepuasan karier tidak hanya tergantung pada minat dan passion, tetapi juga pada aspek pragmatis seperti prospek kerja dan potensi penghasilan. Bagi yang menyesali jurusan mereka, Ilmu Komputer menjadi pilihan utama jika diberi kesempatan kedua, menunjukkan daya tarik bidang ini dalam menawarkan stabilitas dan keuangan.
Namun, perlu diperhatikan bahwa bahkan di bidang yang menjanjikan pun terdapat kesenjangan gender, dengan wanita lebih sedikit memilih Ilmu Komputer sebagai alternatif jurusan jika diberi kesempatan ulang.
Kesimpulannya, memilih jurusan kuliah memerlukan pertimbangan yang matang, mempertimbangkan baik passion maupun realita pasar kerja (bn/dnv).