INDONESIAONLINE – Ketika Nabi Muhammad SAW menyiarkan agama Islam di Arab, Indonesia tengah mengalami masa-masa kerajaan Hindu-Buddha. Ada tiga kerajaan di Indonesia pada masa Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad SAW lahir pada abad ke-6, ketika masyarakat Arab masih banyak menyimpang dari ajaran Allah SWT. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Tahun Gajah mengacu pada serbuan Raja Abrahah dari Yaman dan pasukannya dengan menaiki gajah ke Makkah pada momen kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jika dalam Masehi, berarti Nabi Muhammad SAW lahir pada 570 Masehi.
Kehadiran Nabi Muhammad SAW membawa umat Muslim keluar dari zaman jahiliah atau zaman kebodohan. Beliau diangkat menjadi rasul saat usia 40 tahun.
Sejak saat itu, beliau menjadi rasul Allah SWT yang membawa cahaya terang bagi umat Muslim. Nabi Muhammad SAW disebutkan meninggal dunia pada usia 63 tahun sekitar 634 Masehi.
Beriringan dengan kehidupan Nabi Muhammad, kehidupan di dunia lainnya juga berjalan. Termasuk Indonesia. Saat itu Indonesia tengah mengalami masa kerajaan Hindu-Buddha.
Ada 3 kerajaan di Indonesia yang hidup pada era itu. Apa saja?
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu-Buddha tertua di Indonesia. Kerajaan ini berdiri di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai dipimpin oleh Maharaja Kudungga yang bergelar Dewawarman.
Keberadaan Kerajaan Kutai diketahui berdasarkan sumber berita berupa prasasti berbentuk yupa (tiang) batu berjumlah 7 buah.
Prasasti Yupa diketahui hadir sejak masa Kerajaan Kutai pada abad ke-5 atau sekitar 475 Masehi. Prasasti ini ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Kerajaan Kutai berdiri sangat lama dengan banyak pemimpin. Disebutkan raja terakhir Kerajaan Kutai bernama Maharaja Dharma Setia.
Ia tewas dit tangan Raja ke-13 Kutai Kertanegara Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerajaan Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi Kerajaan Islam yang bernama Kesultanan Kutai Kartanegara.
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara berdiri di tepi Sungai Cisadane yang kini wilayah Banten. Pusat kerajaan berada di di Sundapura yang kini wilayah Bekasi.
Wilayah kekuasaan Tarumanegara hampir meliputi seluruh Jawa Barat dan Banten. Bahkan kerajaan ini juga punya pengaruh besar pada kerajaan lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Berdasarkan naskah Wangsakerta, Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 Masehi. Ia diketahui seorang pendeta dari India yang mengungsi ke Nusantara karena kerajaannya ditaklukkan Kerajaan Magadha.
Jayasingawarman datang ke Nusantara pada abad ke-4 Masehi dengan sejumlah pengungsi dari India. Setelah mendapatkan persetujuan dari Raja Salakanagara, mereka membangun pemukiman baru di dekat Sungai Citarum.
Pemukiman itu disebut Tarumadesya (Desa Taruma). Sepuluh tahun berjalan, Tarumadesya menjadi besar hingga berkembang menjadi kota (negara).
Diduga bahwa nama asli Kerajaan Taruma adalah kerajaan Aruteun. Hal ini sesuai dengan catatan sejarah China pada tahun 430, 437, dan 452 Masehi.
Setelah mendapat pengaruh budaya India, nama itu berubah menjadi Taruma. Perubahan kembali terjadi hingga akhir abad ke-6 menjadi Tarumanegara.
Sejarah kehadiran Kerajaan Tarumanegara berasal dari beberapa sumber. Antara lain⅞ Prasasti Ciaruteun, Prasasti Jambu, Prasasti Pasir Awi, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Muara Cianten, hingga yang terkenal Prasasti Tugu.
Kemunduran Kerajaan Tarumanegara sudah dimulai pada masa kepemimpinan Raja Sudawarman. Raja Sudawarman dinilai kurang peduli terhadap masalah yang terjadi di kerajaannya.
Karena berbagai kejadian yang dijabarkan dalam Prasasti Kota Kapur, Kerajaan Tarumanegara berakhir pada abad ke-7 Masehi.
3. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan besar yang terletak di Sumatera Selatan. Menurut para ahli, kerajaan ini telah berdiri pada abad ke-7.
Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil. namun berkembang menjadi besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang.
Sriwijaya berkembang hingga abad ke-13 dan sejak saat itu, kerajaan ini ditaklukkçan oleh San Fo Tsi (Swarnabhumi). (rd/hel)