Dipicu Bulan Baru, Banjir Rob Masih Ancam Pesisir Jatim

Dipicu Bulan Baru, Banjir Rob Masih Ancam Pesisir Jatim
Salah satu wilayah di Surabaya yang terdampak banjir rob. (foto: @infobmkgperak)

INDONESIAONLINE – Wilayah pesisir Jawa Timur perlu waspada. Pasalnya, banjir rob diperkirakan masih  mengancam sejumlah wilayah pesisir di Jawa Timur hingga awal Mei 2025.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak menyampaikan peringatan dini terkait potensi pasang maksimum air laut yang memicu genangan di beberapa daerah dengan kontur tanah datar.

Peringatan ini berlaku sejak 28 April hingga 1 Mei 2025. Namun BMKG memperkirakan dampaknya bisa berlangsung sampai 5 Mei 2025.

Menurut penjelasan di akun Instagram resmi @infobmkgperak, fenomena banjir rob dipicu oleh fase bulan baru yang memperkuat gravitasi bulan terhadap permukaan laut. “Banjir rob ini diakibatkan oleh pasang air laut yang mencapai maksimum karena efek dari fase bulan baru atau new moon. Potensinya masih bisa berlangsung hingga tanggal 5 Mei,” demikian keterangan BMKG Tanjung Perak.

Selain itu, BMKG Tanjung Perak  menyebut tinggi pasang air laut di kawasan pesisir Jawa Timur yang topografinya datar dan rendah diperkirakan mencapai 130–150 cm. Hal ini dapat menyebabkan genangan air setinggi 20 hingga 30 cm di permukiman warga, terutama pada pukul 10.00 hingga 12.00 siang.

“Untuk daerah pesisir seperti di Surabaya yang memiliki kemiringan daratan yang landai, potensi genangan cukup besar, terutama saat jam-jam kritis siang hari,” demikian penjelasan BMKG.

Ia menambahkan, dampak banjir rob tak hanya dirasakan oleh warga pesisir, tapi juga berpengaruh terhadap aktivitas pelabuhan, pertanian garam, dan sektor perikanan darat yang ada di kawasan pesisir Jawa Timur.

Sebagai bentuk antisipasi, BMKG mengimbau masyarakat agar menjauhi area genangan, terutama mereka yang tinggal atau beraktivitas di wilayah pesisir rawan rob. Selain itu, warga juga diingatkan untuk mewaspadai sifat air laut yang korosif.

“Bagi masyarakat kami imbau agar menghindari wilayah genangan banjir rob karena airnya bersifat korosif, rutin membersihkan drainase terutama yang tinggal di wilayah langganan banjir rob agar aliran air lancar,” imbau BMKG.

BMKG juga mengajak masyarakat untuk aktif memantau informasi cuaca maritim terkini melalui kanal resmi, terutama saat cuaca ekstrem atau fase bulan tertentu yang berpotensi meningkatkan tinggi air laut. (bn/hel)