Siswa Madrasah Malang Ukir Sejarah: Raih Perak Olimpiade Sains Internasional

Siswa Madrasah Malang Ukir Sejarah: Raih Perak Olimpiade Sains Internasional
Muhammad Rasya Athaya Al Karim, siswa kelas Olimpiade 7M MTsN 1 Kota Malang raih Silver Award bidang Science dalam ajang Asiarope Olympiad 2025 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 30 Agustus 2025 lalu (Ist)

Muhammad Rasya, siswa MTsN 1 Kota Malang, raih Silver Award Olimpiade Sains Asiarope 2025 di Malaysia, membuktikan madrasah mampu cetak talenta global.

INDONESIAONLINE – Muhammad Rasya Athaya Al Karim, siswa kelas Olimpiade 7M MTsN 1 Kota Malang, mencetak sejarah baru bagi pendidikan madrasah Indonesia. Rasya berhasil meraih Silver Award bidang Science dalam ajang Asiarope Olympiad 2025 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 30 Agustus 2025, membuktikan kapasitas siswa madrasah di panggung internasional.

Capaian gemilang ini bukan sekadar medali pribadi, melainkan penegasan bahwa institusi pendidikan Islam di bawah Kementerian Agama (Kemenag) mampu melahirkan talenta global yang kompetitif di bidang sains. Selama ini madrasah kerap diidentikkan dengan pendidikan agama, namun prestasi Rasya mematahkan stigma tersebut dan menyoroti kemajuan program akademik madrasah.

Asiarope Olympiad sendiri dikenal sebagai kompetisi akademik bergengsi yang mempertemukan ratusan pelajar pilihan dari berbagai negara Asia dan Eropa. Ajang ini menjadi barometer standar keilmuan dan kemampuan bersaing di kancah global.

Medali perak yang diraih Rasya lahir dari proses panjang dan sistematis. Sejak awal persiapan, ia mengikuti pembinaan intensif yang dirancang khusus untuk siswa berbakat di MTsN 1 Kota Malang. Latihan soal, diskusi akademik, hingga simulasi lomba menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitasnya, didukung penuh oleh bimbingan para guru serta semangat dan doa dari kedua orang tua.

Prestasi ini sejalan dengan tren peningkatan kualitas pendidikan madrasah di Indonesia. Data Kementerian Agama mencatat jutaan siswa madrasah di berbagai jenjang terus menunjukkan performa akademik yang membanggakan, dengan dorongan kuat pada pengembangan potensi STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) sebagai bagian dari kurikulum nasional. Kemenag terus berupaya memperkuat madrasah agar menjadi lembaga pendidikan yang kompetitif dan relevan di era modern.

Erni Qomaria Rida Kepala MTsN 1 Kota Malang, mengungkapkan rasa syukur sekaligus kebanggaan yang mendalam atas capaian siswanya.

“Rasya telah memberikan teladan nyata. Prestasi ini bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi seluruh keluarga besar MTsN 1 Kota Malang. Kami berharap capaian ini dapat memotivasi siswa lainnya untuk terus berprestasi dan berani bersaing di kancah internasional,” ujarnya.

Erni menambahkan, keberhasilan ini adalah buah komitmen MTsN 1 Kota Malang dalam menyediakan ekosistem pembinaan holistik. Madrasah ini konsisten membekali siswa dengan mental tangguh, sikap percaya diri, dan kemampuan adaptasi, yang esensial dalam kompetisi global. Program-program seperti kelas olimpiade, ekstrakurikuler riset ilmiah, klub bahasa, hingga pembinaan seni dan olahraga menjadi bukti nyata upaya tersebut.

“Kami berkomitmen terus membuka ruang bagi siswa agar bisa mengasah potensi. Tujuan utama kami adalah mencetak generasi yang unggul, berintegritas, dan mampu berkontribusi bagi bangsa,” tegas Erni.

Kemenangan Rasya membawa pesan penting bagi seluruh pelajar di Indonesia: madrasah mampu melahirkan talenta global. Selama ini, madrasah kerap dipandang hanya fokus pada pendidikan agama. Namun, prestasi siswa MTsN 1 Kota Malang membuktikan bahwa madrasah juga dapat menjadi pusat lahirnya inovasi dan keunggulan akademik yang siap bersaing di panggung dunia.

Dari Kota Malang, semangat juang seorang pelajar madrasah kini menggaung hingga panggung dunia, menegaskan bahwa anak-anak Indonesia, khususnya dari lingkungan madrasah, siap bersaing dan membentuk masa depan global (as/dnv).