Ujian Mandiri UIN Maliki Malang Dibanjiri Ribuan Pendaftar dari Sabang sampai Merauke

Ujian Mandiri UIN Maliki Malang Dibanjiri Ribuan Pendaftar dari Sabang sampai Merauke
Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr HM. Zainuddin memantau jalannya ujian mandiri yang diikuti ribuan calon mahasiswa. (foto: ist)

INDONESIAONLINE – Universitas Islam Negeri  Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang kembali melaksanakan seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri program sarjana pada 8–10 Juli 2025. Sebanyak 1.547 peserta dari berbagai wilayah Indonesia ikut serta dalam ujian yang digelar selama tiga hari tersebut.

Wakil Rektor I UIN Maliki Malang Prof Dr Hj Umi Sumbulah MAg menjelaskan bahwa seleksi jalur mandiri kali ini terbagi menjadi tiga kategori. Yaitu jalur prestasi, jalur non-tes, dan jalur ujian berbasis komputer (CBT/computer based test). Meski jalurnya berbeda, semua peserta tetap diwajibkan mengikuti tes literasi baca tulis Al-Quran (BTQ) dan wawancara.

“Jalur sarjana mandiri ini memang kami bedakan dari program pascasarjana maupun profesi, karena prosesnya tidak sama. Mahasiswa sarjana nantinya akan melalui ma’had, Temu Ali, serta Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) sehingga jadwal seleksi pun kami atur tersendiri,” jelas Prof Umi.

Ujian CBT hari pertama dijadwalkan dalam dua sesi, dengan masing-masing sesi diikuti sekitar 443 peserta. Sedangkan sisanya akan melaksanakan ujian pada keesokan harinya.

Sementara itu, peserta jalur non-tes dan prestasi telah lebih dulu menjalani tes BTQ sejak pagi. Khusus jalur prestasi di bidang olahraga, para pendaftar tidak hanya diwawancarai, tetapi juga diminta menunjukkan kemampuan langsung melalui ujian praktik di Sport Center UIN Malang. Prof Umi menegaskan, jalur ini diperuntukkan bagi mereka yang memiliki capaian di tingkat kota, provinsi, nasional, maupun internasional, terutama di bidang seni, olahraga, tahfiz Al-Quran, dan baca kitab kuning.

“Prestasi tingkat kota tentu bobot nilainya berbeda dengan tingkat nasional maupun internasional. Jalur prestasi ini kami siapkan untuk memperkuat reputasi kampus, baik akademik maupun non-akademik, sekaligus mendorong mahasiswa agar bisa berkompetisi di level nasional hingga global,” tambahnya.

Terkait jumlah penerimaan, UIN Maliki Malang tidak menetapkan angka pasti sejak awal. Kuota jalur mandiri akan menyesuaikan dengan hasil registrasi ulang dari jalur lain seperti UM-PTKIN. “Contohnya dari jalur UM-PTKIN ada sekitar 1.666 mahasiswa diterima, tetapi belum semuanya daftar ulang. Nah, kuota mandiri akan menyesuaikan kondisi tersebut,” ujarnya.

Peserta seleksi jalur mandiri tahun ini juga datang dari berbagai latar belakang. Dari Sabang sampai Merauke ikut mendaftar. Bahkan dalam seleksi nasional sebelumnya  ada pula peserta non-Muslim. “Untuk jalur mandiri ini datanya masih diproses, namun di jalur SNPMB sebelumnya memang ada pendaftar non-Muslim. Hal ini menunjukkan keterbukaan UIN Maliki sebagai kampus inklusif,” pungkasnya. (ars/hel)