Dari Lereng Bromo hingga Jepang, KKM UIN Malang Jadi Ajang Belajar Kehidupan Nyata

Dari Lereng Bromo hingga Jepang, KKM UIN Malang Jadi Ajang Belajar Kehidupan Nyata
Para mahasiswa yang mengikuti KKM berkumpul di depan Rektorat UIN Malang. (foto: ist)

INDONESIAONLINE – Suasana berbeda tampak di halaman Rektorat Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang. Tempat yang biasanya tenang mendadak penuh dengan ransel besar, pelukan hangat antar-mahasiswa, serta tatapan haru penuh optimisme.

Ya, itulah momen 83 mahasiswa bersiap dilepas untuk mengikuti program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM), sebuah kegiatan pengabdian yang bukan hanya bernilai akademis, tetapi juga memberi pengalaman hidup nyata.

Momen pelepasan tersebut semakin berkesan dengan pesan mendalam dari Wakil Rektor IV UIN Malang H Isroqunnajah atau akrab disapa Gus Is. Ia menegaskan bahwa KKM tidak semata memenuhi beban SKS atau kewajiban kurikulum, melainkan kesempatan belajar langsung dari masyarakat.

“Kalian akan berinteraksi dengan orang-orang yang mungkin memiliki kebiasaan berbeda. Di situlah kalian belajar, bukan sekadar teori, tapi memahami manusia lain. Bukan sekadar nilai, tapi pengalaman hidup,” ucapnya penuh penekanan.

Gus Is mengingatkan, saat para mahasiswa tinggal di desa, mengikuti kegiatan sosial, hadir dalam majelis taklim, membantu anak-anak belajar, hingga ikut gotong royong, di situlah letak kuliah yang sesungguhnya. Pengalaman tersebut tak akan ditemukan dalam buku ajar, melainkan terekam dalam hati dan membentuk kepribadian.

Tahun ini, KKM UIN Malang diselenggarakan di berbagai lokasi dan bentuk. Ada yang ditempatkan di Desa Kayu Kebek, lereng Gunung Bromo yang dihuni masyarakat Muslim dan Hindu Tengger. Ada pula yang melaksanakan KKM mandiri di beberapa desa di Kabupaten Malang. Program lain berupa KKM Kolaborasi Nusantara digelar di Yogyakarta. Bahkan ada pula KKM Kolaborasi Internasional di Nagasaki, Jepang.

Setiap lokasi membawa tantangan tersendiri, namun tujuan utamanya tetap sama: memperkuat kegiatan keagamaan seperti gerakan 1 Hari 1 Juz dan salat berjamaah, sekaligus menjalankan program pemberdayaan masyarakat sesuai bidang keilmuan masing-masing. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, misalnya, banyak membantu mengajar di sekolah. Sedangkan mahasiswa Fakultas Ekonomi mendukung pengembangan UMKM lokal.

Menariknya, sebanyak 23 mahasiswa UIN Mataram juga ikut bergabung. Mereka dilepas langsung oleh Kepala Pusat Penelitian UIN Mataram Dr Emawati. Ia menekankan pentingnya mahasiswa membaur dengan masyarakat, menjaga sikap, serta membawa nama baik almamater. “Kami berharap, mereka bukan hanya datang untuk menjalankan program, tapi benar-benar hidup bersama masyarakat. Itulah pengalaman yang tak akan ditemukan di bangku kuliah,” ujarnya.

Pelepasan mahasiswa ini juga disaksikan Ketua LP2M Prof Dr H Agus Maimun bersama para dosen pendamping. Selama 40 hari mendatang, mereka akan mendampingi mahasiswa menjalani pengabdian, sekaligus menjadi tempat berbagi pengalaman dan solusi.

Lebih dari sekadar kewajiban akademik, KKM merupakan perjalanan untuk tumbuh. Ia mengajarkan tentang kepedulian, kedewasaan, serta keberanian menghadapi kehidupan nyata. Seperti yang ditekankan Gus Is, KKM adalah “kuliah kehidupan” yang kelak menjadi bekal berharga sepanjang perjalanan studi dan pengabdian para mahasiswa. (ars/hel)