INDONESIAONLINE – Militer Israel kembali melancarkan serangan udara dan darat ke Kota Gaza serta wilayah Jalur Gaza pada Sabtu (20/9/2025). Serangan tersebut menghantam jaringan terowongan bawah tanah dan sejumlah bangunan yang dipasang jebakan.
Menurut laporan Reuters, Minggu (21/9/2025), otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 60 warga Palestina menjadi korban jiwa akibat gempuran terbaru itu.
Serangan besar-besaran tersebut berlangsung di saat 10 negara -termasuk Australia, Belgia, Inggris, dan Kanada- bersiap secara resmi mengakui kedaulatan negara Palestina pada Senin, menjelang Sidang Majelis Umum PBB pekan depan.
Dalam beberapa hari terakhir, Israel meningkatkan intensitas serangan dengan menyasar gedung-gedung tinggi di Kota Gaza serta menggelar operasi darat. Pasukan Israel yang menguasai sisi timur kota menggempur kawasan Sheikh Radwan dan Tel Al-Hawa sebagai titik dorong menuju pusat dan barat Gaza.
Sebagian besar warga Gaza kini berbondong-bondong mengungsi ke area tersebut. Militer Israel mengklaim telah menghancurkan sekitar 20 blok menara dalam dua pekan terakhir dan meyakini lebih dari 500 ribu penduduk meninggalkan Gaza sejak awal September.
Namun, Hamas membantah klaim itu. Menurut mereka, jumlah pengungsi hanya sekitar 300 ribu, sementara 900 ribu lainnya masih bertahan, termasuk sandera warga Israel. Melalui Telegram, sayap militer Hamas bahkan merilis montase gambar para sandera, disertai peringatan bahwa operasi militer Israel membahayakan nyawa mereka.
Hamas juga melaporkan bahwa sejak 11 Agustus, lebih dari 1.800 rumah hancur atau rusak dan 13 ribu tenda pengungsian luluh lantak akibat serangan Israel.
Hingga hampir dua tahun konflik berlangsung, data otoritas kesehatan Gaza menyebut korban jiwa warga Palestina telah melampaui 65 ribu orang. Serangan-serangan itu juga menyebabkan krisis pangan, meratakan infrastruktur kota, serta memaksa mayoritas penduduk hidup dalam pengungsian berkali-kali. (rds/hel)