Enam dosen UIN Maliki Malang resmi menjadi guru besar, memperkuat posisi kampus sebagai pusat keunggulan akademik PTKIN yang mengintegrasikan ilmu dan nilai Islam moderat.
INDONESIAONLINE – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang kembali mengukir prestasi gemilang dengan penambahan enam guru besar baru. Surat Keputusan (SK) pengangkatan keenam akademisi berdedikasi ini diserahkan langsung oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A, mempertegas komitmen kampus dalam melahirkan cendekiawan Muslim berkualitas dan relevan dengan tantangan zaman.
Penambahan enam profesor ini bukan sekadar seremoni, melainkan penanda penguatan fondasi akademik dan spiritual UIN Maliki Malang di kancah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan pendidikan nasional.
Keenam dosen yang kini menyandang gelar tertinggi di dunia akademik tersebut adalah Dr. M. Faisol, M.Ag; Dr. Muhammad Walid, M.A.; Dr. H. Moh. Padil, M.Pd.I; Dr. M. Fahim Tharaba, M.Pd; Dr. H. Bisri Mustofa, M.A.; dan Dr. Daniel Hilmi, S.Hum., M.Pd.
Amanah Spiritual di Balik Gelar Akademik
Dalam sebuah acara yang penuh khidmat, Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa gelar guru besar adalah amanah yang melampaui capaian pribadi.
“Profesor adalah penjaga marwah ilmu pengetahuan. Di pundak merekalah keilmuan harus tumbuh, berkembang, dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi umat,” ujar Prof. Nasaruddin.
Keenam profesor baru UIN Maliki Malang ini dikenal konsisten dalam menyalakan semangat keilmuan Islam melalui pendekatan yang moderat dan inklusif. Hal ini sejalan dengan visi Kemenag dalam memperkuat moderasi beragama di lingkungan perguruan tinggi.
Data dari Kementerian Agama menunjukkan, penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di PTKIN menjadi salah satu prioritas strategis untuk mencapai visi tersebut, mengingat peran vital PTKIN dalam mencetak pemimpin masa depan yang berwawasan keislaman dan kebangsaan.
UIN Maliki Malang: Pusat Keunggulan Akademik dan Moderasi
Dengan penambahan ini, UIN Maliki Malang semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu pusat keunggulan akademik terkemuka di lingkungan PTKIN. Statistik dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menunjukkan bahwa jumlah guru besar merupakan salah satu indikator penting dalam pemeringkatan kualitas perguruan tinggi. Peningkatan jumlah profesor secara signifikan akan mendongkrak reputasi dan kapasitas riset kampus.
Dr. Muhammad Walid, salah satu profesor yang baru dilantik, mengungkapkan perasaannya dengan haru. “Menjadi guru besar bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tapi juga tanggung jawab moral untuk terus menyalakan api pengetahuan. Semoga amanah ini bisa menjadi jalan keberkahan bagi masyarakat luas,” tuturnya, merefleksikan dedikasi tanpa henti yang telah ia jalani.
Pencapaian ini sekaligus menandai langkah baru bagi keenam akademisi yang telah menunjukkan dedikasi, riset tanpa lelah, dan semangat membimbing generasi muda. Riset yang dilakukan para guru besar ini, seringkali terpublikasi di jurnal-jurnal ilmiah bereputasi, berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan Islam dan umum, serta menjadi rujukan dalam perumusan kebijakan publik.
Integrasi Ilmu dan Spiritualitas: Harmoni di Tengah Arus Zaman
Keberhasilan UIN Maliki Malang dalam melahirkan guru besar baru menunjukkan bahwa kampus ini mampu menjaga harmoni antara keilmuan dan spiritualitas. Di tengah arus perubahan zaman yang cepat, kampus ini terus berupaya melahirkan cendekiawan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga lembut dalam nurani, menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi beragama. Momen ini menjadi inspirasi bagi akademisi muda UIN Maliki Malang dan PTKIN lainnya untuk terus berkarya dan berinovasi.
Dengan bertambahnya kekuatan guru besar, UIN Maliki Malang siap menjawab tantangan global dan nasional dalam mencetak generasi penerus yang berintegritas, kompeten, dan berkontribusi nyata bagi bangsa (as/dnv).













